TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, menilai isu pergantian Komjen Budi Waseso sebagai Kabareskrim merupakan manuver para koruptor.
Dia menjelaskan, para koruptor bermanuver karena merasa kepentingan terganggu kehadiran Budi Waseso. Mantan Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri itu sedang mengusut sejumlah kasus.
Belakangan, Bareskrim Polri mengusut kasus tindak pidana pencucian uang dalam pengadaan 10 unit mobile crane di PT Pelindo II.
Bareskrim Polri menggeledah ruang Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino.
"Isu itu manuver para koruptor yang selama ini sudah berada di zona nyaman. Kepentingan mereka terganggu masuknya Buwas (Budi Waseso,-red). Dia mengusut kasus korupsi di lingkungan mereka," tutur Neta kepada Tribunnews.com, Rabu (2/9/2015).
Dia mengklaim para koruptor bermanuver menggunakan 'tangan kekuasan'. Sayang, para penguasa cenderung membela 'tikus berdasi' serta tidak mendukung pemberantasan korupsi yang dijalankan Buwas.
"Padahal konsep nawacita pemberantasan korupsi. Kok mereka tidak mendukung," kata dia.
Dia meminta kepada Bareskrim Polri supaya tidak takut mengusut kasus korupsi terutama tindak pidana pencucian uang dalam pengadaan 10 unit mobile crane di PT Pelindo II.
"Kami berharap Bareskrim Polri jangan takut. Usut terus kasus pelindo. Segera tetapkan tersangka dan tahan. Apabila polisi sudah punya bukti RJ Lino terlibat, maka bareskrim jangan segan segan jadikan tersangka," tambahnya.