TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Beberapa waktu ini, pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) melakukan perbaikan yang masif pada kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Di antaranya adalah menertibkan perguruan swasta yang dianggap belum memenuhi kualitas.
Dengan komitmen memperbaiki mutu pendidikan, perguruan tinggi (PT) swasta meminta pembinaan Kemristekdikti untuk dapat meningkatkan kualitasnya dan diakui dalam PDPT.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Sulistyo mengungkapan, dirinya akan taat pada peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi.
"Kami mendukung kebijakan pemerintah untuk peningkatan mutu, khususnya, PT PGRI di seluruh Indonesia berusaha mengedepankan tata kelola yang baik dan membangun budaya mutu dalam kehidupan kampus yang hasilnya akan berimbas ke kualitas lulusan kampus PGRI," ujar Sulis, Kamis (3/9/2015).
Namun, pihaknya berharap pemerintah memberikan perhatian dan pembinaan kepada PT swasta, terutama PGRI. "Kami minta dibantu secara pembinaan, bukan pembinasahan. Tadi Dirjen Kelembagaan Iptek Dikti menyebutkan akan membina dengan sebaik-baiknya," kata Sulis.
Sulis mengatakan, Kemristekdikti menyambut upaya PT PGRI dalam meningkatkan mutu. "PT PGRI mengapresiasi hal tersebut, kami berharap agar pemerintah dapat diajak berkomunikasi jika PT swasta membutuhkan masukan dan solusi," kata Sulis.
Menurutnya, salah satu permasalahan bagi PT PGRI saat ini adalah kurangnya dosen.
"Solusi dosen mungkin bisa pensiunan menjadi dosen selama memenuhi syarat. Misalnya dengan memiliki Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK), kemudian kalau ada pensiunan guru lulusan S3, atau jika ada pejabat struktural yang memiliki kemampuan akademis baik juga bisa jadi dosen di PTS asal memiliki NIDK," kata Sulis.
Sulis menjelaskan, PT PGRI sendiri memiliki sebanyak 55 kampus yang terdiri dari 10 universitas, 7 kampus pendidikan (IKIP), 26 STKIP, 7 sekolah tinggi, 3 akademi, dan 2 politeknik di seluruh Indonesia. Dari kampus PGRI tersebut, dirinya mengatakan dari ke-55 PT tersebut, kualitasnya cukup bervariasi. "Saya bersyukur ada PT yang sudah jadi favorit, seperti di Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Madiun," katanya.
Sementara itu, Ketua Badan Pembina Lembaga Pendidikan (BPLP) PGRI, Unifah Rosyidi, mengatakan untuk meningkatkan kualitas PT PGRI lainnya, pihaknya membentuk sebuah Forum Pimpinan Penyelenggara dan Bimbingan PT PGRI. "Melalui forum tersebut, nantinya ada wadah untuk berdiskusi dan bertukar informasi untuk pengembangan PGRI," katanya.
Unifah mengatakan, forum tersebut memungkinkan PT PGRI yang favorit bisa membagikan kiat-kiatnya kepada kampus PGRI lainnya agar dapat mengikuti jejaknya. (Agustin Setyo Wardani)