TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bos MNC Hary Tanoesoedibjo (HT) dituding sebagai biang kerok pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dengan salah satu calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump (DT). Karena HT, sapaan Ketum Perindo itu, yang memfasilitasi persamuhan tersebut.
Ketum Forum Komunikasi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM), Armyn Gultom, Kamis (10/9/2015), menilai tudingan itu berlebihan.
"Dipersalahkannya HT karena memfasilitasi pertemuan tersebut sesuatu yang berlebihan dan politis. HT jelas-jelas adalah seorang pengusaha nasionalis yang berupaya untuk berkontribusi menyelamatkan perekenomian yang sedang memburuk," jelasnya.
Dia melihat pertemuan Setya Novanto dan Fadlizon dengan Donal Trump telah menjadi tsunami politik baru pada pekan ini. Kehadiran keduanya seakan telah menggadaikan kedaulatan bangsa.
"Padahal yang mereka lakukan adalah silaturrahim menjalin persahabatan. sebagai orang Timur yang penuh keramahan mereka tak kuasa menolak ajakan tuan rumah ketika melakukan konferensi pers di loby hotel dan memperkenalkan tamunya yang berkunjung. Jelas ini sesuatu yang biasa dalam etika bertamu," ungkapnya.
Terlepas dari pro kontra terhadap sosok DT, dia adalah seorang pengusaha yang memiliki investasi di Indonesia. Maka apa yang dilakukan Setya dan Fadli adalah bagian dari menjaga hubungan dengan pengusaha properti tersebut untuk terus berinvestasi di Indonesia di tengah gejolak ekonomi yang sulit dan sepinya investor investasi di negeri ini.
"Lalu apa yang salah? Yang salah adalah, ketika pertemuan dan niat baik Setya dan Fadli mulai dibawa ke ranah politik. Muatan politis telah membawa polemik ini ke ranah yang tidak produktif dan kental dengan dendam politik," ucapnya.
Buktinya, Armyn menambahkan, anggota DPR dari partai yang selama ini bersebarangan dengan Setya Novanto dan Fadli Zon melaporkan keduanya ke Mahkamah Kehormatan Dewan dan meminta keduanya dicopot sebagai pimpinan DPR.
"Sepertinya ini jelas keinginan untuk melakukan kocok ulang pimpinan DPR. Sangat politis dan rakyat sudah mafhum dengan itu. Langkah beberapa anggota Dewan yang melaporkan ke MKD adalah sandiwara politik yang sangat disayangkan dan berlebihan," kesalnya.
Armyn sendiri meminta semua pihak untuk mengakhiri semua dendam politik. "Mari membangun bangsa ini yang sedang kesulitan ekonomi," demikian Armyn Gultom.