Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 10 anggota Disaster Victim Identification (DVI) Polri akan bergabung dengan tim forensik Arab Saudi mengidentifikasi jemaah haji korban tragedi Mina.
Tim terbang ke Jeddah, Sabtu (3/10/2015) pukul 00.20 WIB menggunakan penerbangan QR 955 dan akan tiba di Jeddah pada hari yang sama pukul 15.10 Waktu Arab Saudi.
"Setibanya di tujuan tim akan langsung bergabung dengan tim forensik Arab Saudi untuk melakukan percepatan identifikasi korban insiden Mina," ujar Direktur Perlindungan WNI, Lalu Muhammad Iqbal, Jumat (2/10/2015).
Selama menjalankan tugas, tim akan mendapatkan dukungan dari Tim Konsuler KJRI Jeddah dan akan berkoordinasi dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia.
Pengiriman Tim tersebut adalah tindak lanjut pertemuan antara Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dengan Menlu Arab Saudi, Adel bin Ahmed Al-Jubeir, di New York, Amerika Serikat, Senin (28/9/2015).
Menlu Retno menyampaikan kesiapan Indonesia membantu Arab Saudi mengidentifikasi jemaah haji korban tragedi Mina dan tawaran ini disambut positif Pemerintah Arab Saudi.
Tim DVI Polri merupakan tim identifikasi asing pertama yang bergabung dengan tim forensik Arab Saudi sejak insiden Mina yang memakan hampir ribuan jemaah dari berbagai negara, Kamis (24/9/2015).
Sikap terbuka Arab Saudi terhadap tawaran kerja sama ini merupakan bentuk kepercayaan terhadap kemampuan dan profesionalitas tim DVI Polri.
Hal ini sekaligus merefleksikan semangat baru kerja sama kedua negara pascakunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Azis, baru-baru ini.
Indonesia adalah negara pengirim jemaah haji terbesar tahun ini mencapai 168.200 orang. Diperkirakan sebanyak 91 jemaah haji Indonesia meninggal dalam insiden Mina, termasuk WNI yang sudah mukim dan bekerja untuk Bin Laden Group.
"Diharapkan kedatangan tim Indonesia dapat mempercepat proses identifikasi korban sehingga Pemerintah Arab Saudi maupun negara-negara pengirim jemaah haji mendapatkan data korban semakin akurat," beber Iqbal.