Tribunnews.com, Cilegon - Puncak peringatan HUT ke-70 TNI di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Senin (5/10/2015), menjadi pusat perhatian masyarakat.
Meski acara baru dimulai pukul 09.000 WIB, ribuan warga yang sebagian besar berasal dari sekitar Cilegon sudah berdatangan sejak subuh tadi.
Salah satunya, Subihat (42), yang bersama suami dan dua anaknya sudah datang ke lokasi HUT TNI sejak pukul 03.00 dini hari. Perjalanan dari rumahnya di Kecamatan Citangkil, CIlegon, Banten, membutuhkan waktu setengah jam menggunakan motor.
"Kemarin (Minggu 4 Oktober 2015) saya sudah ke sini. Kata TNI-nya, disuruh datang sebelum jam 06.00 WIB, karena jalanan ditutup. Ya sudah, sekalian jalan subuh saja," ujar Subihat, saat berbincang dengan Kompas.com, Senin pagi.
Subihat mengaku, rela beranjak dari rumahnya sejak pagi buta demi melihat dari dekat Presiden Joko Widodo dan atraksi prajurit TNI.
"Saya penasaran gimana sih orangnya. Mau lihat dari dekat ya kalau bisa," katanya sambil tertawa.
Cucu Subihat, Dimas Rizky (7), tidak mau ketinggalan. Dia yang tinggal tak jauh dari rumah Subihat datang menyusul, yakni pukul 04.30 WIB, bersama ayah dan ibunya. Saat ditanya apa yang ingin dilihatnya, Rizky menjawab, "Mau lihat Jokowi sama terjun payung," katanya.
Subihat sudah lama mendapatkan informasi bahwa HUT TNI digelar di kampung halamannya. Oleh sebab itu, satu keluarga tersebut memang berencana datang, meski tanpa dibayar.
Riki (17), salah seorang siswa SMA 4 Suralaya, Cilegon, tidak jauh berbeda. Bahkan, kegiatan belajar mengajar di sekolahnya diliburkan dan seluruh siswanya diminta menonton HUT TNI. Riki yang baru menginjak kelas XI itu pun mengaku senang.
"Mau lihat Presiden dari dekat sama mau lihat pesawat tempur," ujar dia.
Rencananya, puncak peringatan HUT TNI dimulai pukul 09.00 WIB dengan inspektur upacara dipimpin Presiden Joko Widodo. Selain upacara, personel TNI mempersiapkan sejumlah atraksi mulai dari parade alat utama sistem persenjataan (Alutsista), defile prajurit dari TNI AD, AU dan AL, aksi terjun payung, aksi bela diri hingga skenario perang di tepi pantai.
(Fabian Januarius Kuwado)