TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Hampir seabad silam, pada 28 Oktober 1908, para pemuda Indonesia menancapkan ikrar bertanah tumpah darah satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Ketua Ikatan Alumni Fakultas Tekhnik Universitas Indonesia (FTUI), Teten D Richard mengungkapkan, slogan sumpah pemuda tersebut seharusnya bukan hanya sekadar kata-kata. Namun harus diwujudkan dalam kerja nyata untuk sebagian bangsa pelosok tanah air yang masih belum optimal merasakan kemajuan pembangunan.
"Semasa kuliah dan setelah menjadi alumni, komunitas kerja sosial FTUI masih terus berpartisipasi dalam kerja nyata di desa-desa yang ada di nusantara ini. Memaknai hari Sumpah pemuda bagi kami, bukan sekadar slogan, tetapi kerja nyata untuk bangsa," ujarnya, Rabu (28/10/2015).
Dijelaskan, akhir Oktober tahun ini, dalam rangka peringatan sumpah pemuda ke-87, Ikatan alumni FTUI akan membangun energi surya untuk di sebuah surau,lampu jalan desa, dan perahu nelayan untuk mengantar warga yang sakit pada malam hari di desai Pegantongan di pesisir pantai Belitong Barat.
Alumni teknik Mesin UI lainnya, Dyana Aprilyanti menjelaskan, penggunaan energi surya jadi pilihan. Dengan pertimbangan, selain lebih ramah lingkungan, juga untuk mengenalkan kepada pemuda di setiap desa, banyak sumber energi terbarukan yang bisa dimaanfaatkan di negeri ini.
"Kami berharap dengan terangnya surau tersebut bisa memberi manfaat baik untuk kegiatan ibadah maupun Membantu siswa sekolah belajar pada malam hari," ujar Dyana.
Sebagai bagian dari pemuda Indonesia lanjut Dyana yang juga CEO dutatrans ini, merasa prihatin jika di tahun 2015 ini masih ada penduduk Indonesia yang belum bisa menikmati penerangan listrik.
"Kebutuhan listrik sudah menjadi kebutuhan pokok sehari-hari. Bahkan sebagian nelayan di Belitung menggunakan panel surya untuk sebagai sumber eneri untuk radar pendeteksi keberadaan ikan dan GPS. Dengan semangat Sumpah Pemuda, kami sebagai pemuda Indonesia berkomitmen ingin turut menerangi daerah yg masih dalam kegelapan," ungkap Dyana.