TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus senior Partai Golkar Zainal Bintang mengingatkan Pansus Pelindo II untuk benar-benar cermat dalam memanggil seseorang, apalagi jika mewacanakan pemanggilan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Sebab jika pemanggilan JK itu ada niatan politik atau "menggoreng" justru malah bisa jadi bumerang bagi Pansus Pelindo II sendiri.
"Wacana Pansus Pelindo memanggil Wapres JK harus dipastikan terlebih dahulu relevansi dan kontekstualnya. Jika pemanggilan itu hanya untuk menciptakan politik asal gaduh, asal bunyi, apalagi itu untuk kepentingan kelompok tertentu "menggoreng" JK, maka justru menjadi bumerang khususnya bagi pansus, dan umumnya bagi DPR," kata Zainal Bintang kepada wartawan, Selasa (3/11/2015).
Pansus memang forum politik yang tidak bisa lepas dari kepentingan politik. Tetapi, itu juga sekaligus bisa menjadi forum penilaian bagi masyarakat.
"Kalau misalnya nanti jadi memanggil, tetapi pertanyaan-pertanyaannya tidak relevan, dan cenderung hanya untuk meramaikan saja bahwa pansus bisa memanggil JK, tentu JK yang mendapatkan rahmat dari rakyat dan pansus yang akan dilaknat oleh rakyat. Makanya, penting untuk melihat relevansinya karena rakyat sudah cerdas," ujarnya.
Mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini melanjutkan, dirinya tidak dalam kapasitas membela JK maupun membela Pansus Pelindo. Dia justru menekankan pentingnya politik bersih dan politik santun dikedepankan.
"Makanya, yang saya tekankan adalah soal relevansi. Kalau pansus punya semangat menjadikan forum pansus pelindo sebagai forum bersih-bersih, maka yang dipanggil harus yang ada relevansinya," tukasnya.
Dia pun berharap Pansus Pelindo ini benar-benar menjadi forum politik yang nantinya menghasilkan rekomendasi untuk membenahi pengelolaan BUMN.
Harapan itu bisa terwujud jika Pansus Pelindo benar-benar bekerja secara proporsional, profesional, dan tanpa kepentingan melakukan politisasi terhadap seseorang.