TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri kini sedang menelusuri orang dibalik kepergian Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan Kawasan Batam, Dwi Djoko Wiwoho(DDW) ke Suriah, bergabung dengan ISIS.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan mengatakan pihak Densus 88 kini tengah fokus menyelidiki siapa yang mempengaruhi Djoko hingga akhirnya ia memilih hijrah ke Suriah.
"Kami tentunya, dari Densus 88 mengecek data-data dan komunikasi serta informasi soal Djoko serta keluarga. Termasuk juga siapa yang mempengaruhi sehingga yang bersangkutan pergi ke Suriah," kata Anton, Selasa (10/11/2015) di Mabes Polri.
Sebelumnya Djoko menghilang sejak mengambil cuti bulan Agustus 2015 silam.
Menurut sumber yang berkembang, Joko bersama istri , anak dan keluarga dari istrinya masuk ke Suriah melalui Turki dengan visa turis.
Djoko seharusnya mulai bekerja kembali tanggal 2 September 2015.
Kepastian Djoko bersama istri dan keluarganya berangkat ke Suriah bergabung dengan ISIS, diperoleh dari pesan singkat yang disampaikan Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan Kawasan Batam tersebut.
Namun hingga saat ini yang bersangkutan tidak kembali bekerja, bahkan tidak bisa dihubungi meski pihak PB Batam ‎sudah menghubungi keluarganya.
"Djoko ternyata sudah mengajukan cuti mau ke Belanda. Tapi visanya tidak dibawa. Terindikasi Djoko beserta istri berangkat ke Suriah. Yang bersangkutan (Djoko) mengirim pesan ke atasannya. Di pesan itu dikatakan tolong sampaikan ke orang tua saya, saya akan hijrah dan gabung dengan ISIS," kata Anton.