TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan Ketua DPR Setya Novanto terkait pencatutan nama presiden dan wakil presiden dalam negosiasi perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia (PTFI).
Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mempertanyakan langkah yang diambil Sudirman Said.
"Yang selalu pertanyakan adalah apakah SS (Sudirman Said) melaporkan kepada presiden soal rekaman itu. Kalau melaporkan, apakah rekamannya utuh atau sepotong-sepotong," kata Hendri dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Minggu (6/12/2015).
Ia menilai sikap MKD yang memutuskan untuk membongkar kasus tersebut membuat banyak pihak mencoba mencari panggung. Ia pun menghargai sikap Presiden Jokowi yang tidak ikut campur dalam kasus tersebut di MKD.
"Jokowi memilih memantau dari luar gelanggang, tapi menurut saya leadership presiden perlu ditunjukkan dengan masuk kegelanggang dan berkoordinasi dengan menteri-menterinya agar tidak ada kegaduhan," ungkapnya.
Hendri mengatakan kasus Setya Novanto dapat menjadi bahan bagi Presiden Jokowi untuk melakukan evaluasi kinerja menteri. Apalagi, dalam rekaman ada sejumlah nama yang disebut.
"Ini akan jadi penilaian terhadap reshuffle, memilih orang yang loyal dan memahami visi dan misinya, memilah orang yang dekat, dan loyal, dan ngerti visi misinya," katanya.