Teror penembakan terbanyak di 2015 terjadi di Jawa Barat sebanyak 9 kasus.
Kemudian disusul wilayah Jakarta sebanyak 8 kasus, Sulsel 6 kasus, Papua 2 kasus, dan Sulteng, Sulut, Jateng, serta Sumut hanya 1 kasus.
Menariknya di daerah rawan konflik, seperti Aceh dan Maluku justru tahun ini bebas dari aksi teror penembakan gelap.
"Melihat masih maraknya aksi penembakan gelap ini ke depan Polri perlu makin agresif melakukan operasi pembersihan terhadap senjata ilegal," ucapnya.
Selain itu Polri perlu mengawasi secara ketat penggunaan air soft gun dan senapan angin.
Sebab di tahun 2015 terlihat banyaknya penggunaan kedua senjata itu dilakukan pelaku untuk menembak korbannya.
Berikut data kasus penembakan sepanjang 2015 dari IPW;
13 Desember 2015
Seorang ibu rumah tangga AIsah (40) menjadi korban penembakan gelap di Jl Sahabat, Kalideres, Jakarta Barat.
Akibat ditembak bagian kepalanya oleh pengendara motor ninja itu korban tewas seketika.
13 Desember 2015
Suratno alias Nyaik (43) ditembak tetangganya dengan senapan angin di bagian ketiak kanannya.
Akibatnya, rumah pelaku Yusanto (42) di Dukuh Ngancar, Banyudono, Boyolali, Jateng dibakar warga.
30 November 2015
Letkol Anumerta Jhon de Fretes tewas ditembak orang tak dikenal di Distrik Kasonaweja, Papua.
Saat itu Jhon hendak memantau Kampung Namuni bersama dua anak buahnya, Kopda Simon Sopakua dan Kopda Afan.
Saat hendak turun dari speedboat dihadang 10 orang bersenjata api dan menembaki mereka Jhon tewas seketika dan dua anak buahnya lompat ke sungai menyelamatkan diri.
29 November 2015
Serka Sainuddin (32) anggota Batalyon 712 Wiratama, Manado tewas dalam baku tembak antara tim ambush (pengendapan) TNI Bravo 15 dengan kelompok orang tak dikenal di Dusun Gayatri, Desa Maranda, Poso Pesisir Utara, Sulteng.