TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengaku prihatin dengan banyaknya kasus ibu rumah tangga yang terkena HIV/AIDS.
Menurut dia, pemerintah perlu menekan jumlah pengidap penyakit menular tersebut.
Apalagi, rata-rata ibu rumah tangga yang tertular HIV/AIDS adalah wanita bermoral baik.
“Soal penyakit menular, jangan gunakan filosofi ayam. Ayam ketika habis kawin terus ditinggal, kemudian yang disalahkan pihak perempuannya, jangan begitu,” kata Khofifah di sela Konferensi Wilayah Muslimat Nahdlatul Ulama di Semarang, Sabtu (26/12/2015).
Ketua Umum Muslimat NU ini mengatakan, pencegahan HIV/AIDS sedianya tidak cenderung menggunakan sudut pandang laki-laki.
Sebab, menurut Khofifah, rata-rata ibu rumah tangga mengidap HIV/AIDS karena kesalahan laki-laki.
“Cara terbaik adalah mengajak bapak untuk pulang, tidak pergi ‘jajan’ ke mana-mana. Saya sudah sering mengingatkan soal ini, dan mungkin hingga over,” tambah dia.
Atas dasar itu, ia meminta para laki-laki introspeksi diri. Kebanyakan penyakit ini menular ke ibu rumah tangga karena kecenderungan pihak suami yang melakukan seks bebas.
“Jadi, Bapak jangan hanya ribut kalau pas buat anak. Menyapa ibu hamil itu bagus, tes kehamilan bagus. Tetapi tolong disadari, penyakit seks menular itu menderita ibu-ibu di perkampungan yang umumnya mereka baik,” ujar dia.
Khofifah lalu berharap regulasi di Indonesia bisa memosisikan perempuan yang seimbang dengan laki-laki.
Perempuan tidak bisa selalu ditempatkan di belakang. Tugas mereka tidak bisa hanya tugas domestik.
Hal itu dinilainya penting untuk memberi keadilan pada pihak perempuan.
“Peran ibu di luar rumah, harus diimbangi dengan peran bapak di rumah tangga. Itu harus diimbangi, tetapi bagi kita itu gengsi, dan itu memang butuh waktu,” ujar Khofifah.
Penulis : Kontributor Semarang, Nazar Nurdin