TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Ali, terduga teroris Jalan MH Thamrin ternyata sejak kecil sudah tinggal di kampung Sanggrahan, Meruya, Jakarta Barat.
Warga kampung Sanggarahan menceritakan sejak kecil, Ali tumbuh layaknya anak biasa.
Pria yang tewas dalam peristiwa teror pada 14 Januari juga bergaul secara normal dengan anak-anak lainnya.
"Saya waktu kecil, bahkan sering bermain bola dengannya," kata Yayat yang mengaku teman kecil Ali.
Beranjak dewasa Ali sempat merantau. Namun, warga kampung Sanggrahan tidak ada yang mengetahui kemana dia pergi.
"Dia pergi merantau sekitar tujuh tahun, tidak ada yang tahu kemana dia pergi," katanya.
Sekembali dari perantauan itu, Yayat melihat mulai ada perubahan dari sosok Ali.
Bapak tiga orang anak itu mulai menjadi pendiam.
Meski demikian, sikap tersebut tidak dicurigai warga, karena Ali tetap bersikap ramah saat disapa penduduk sekitar.
Sehari-hari, beberapa warga mengenalnya sebagai sosok sopir kendaraan umum yang rajin beribadah.
Mereka bahkan sempat terkejut ketika melihat foto korban ledakan yang mirip dengan Ali.
Setelah menduga Ali menjadi korban peristiwa teror itu, Yayat teringat pula dengan teman-teman sopir kendaraan umum itu yang sempat mengontrak tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Dua dari teman Ali, akhirnya diketahui bernama Dian dan Afif, juga terduga teroris pada aksi di Jalan MH Thamrin.
"Saya tahu namanya juga dari berita," katanya.
Dugaan Yayat bahwa Dian dan Afif terlibat dalam aksi tersebut menguat, setelah pada hari yang sama dengan peristiwa itu ada anggota Kepolisian menyambangi rumah kontrakan mereka.