TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Senjata api rakitan yang digunakan para pelaku teror di sekitar Sarinah Jl Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016), lalu ternyata berasal dari Filipina.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan mengatakan bahwa pihaknya masih mendalami bagaimana alur penyelundupan senjata itu bisa sampai ke tangan para pelaku.
"Dari keterangan mereka dan analisis kami, senjata itu adalah pabrikan dari Filipina. Hanya saja bagaimana cara masuknya belum tahu," tutur Anton, Minggu (17/1/2016) di Mabes Polri Jakarta.
Jenderal bintang dua ini menjelaskan di Indonesia, peredaran senjata api sudah ketat.
Dimana tidak sembarangan orang diperbolehkan membawa dan memiliki senjata api.
Bahkan senjata untuk olahraga, seperti air sofgun pun tidak boleh sembarang dibawa.
Apabila tidak digunakan, maka senjata harus digudangkan.
"Namanya saja penyelundupan, pasti ada caranya. Indonesia ini kan luas, seperti di Kalimantan Barat itu banyak jalan tikusnya yang sudah diawasi," tegasnya.