TRIBUNNEW.COM, JAKARTA - Setelah nama Bahrun Naim yang disebut-sebut sebagai otak serangan teroris di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, kini polisi kembali menyebut nama Arif Hidayatullah.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyebut bila Arif Hidayatulaah berhubungan langsung dengan Bahrun Naim sebelum akhirnya dibekuk pada Desember 2015 lalu.
"Arif Hidayatullah yang ditangkap karena mau menyerang pada Desember itu, berhubungan langsung dengan Bahrun (Naim, -red)," ujar Tito di Monas, Jakarta Pusat, Senin (18/1/2016).
Informasi yang dihimpun tribunnews.com, Arif hidayatullah ditangkap tim gabungan Densus 88 Anti Teror dengan Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Rabu (23/12/2015) di Bekasi.
Arif Hidayatullah alias Abu Muzab (31) ditangkap di gerbang pintu masuk Perumahan Harapan Baru, Bekasi sekitar pukul 07.15 WIB ketika ia hendak berangkat kerja.
Dari penangkapan Arif Hidayatullah saat itu, polisi mengamankan barang bukti berupa fotocopy buku kursus peledakan, satu lembar kertas berisi daftar nama ikhwan dan akhwat yang berada di penjara maupun Suriah, serta beberapa data diri dan kartu ATM atas nama dirinya.
Pengakuan Arif saat itu dirinya mendapat perintah dari seseorang bernama Abu Aisyah yang menjabat sebagai koordinator atau fasilitator pengiriman WNI ke Suriah guna bergabung dengan kelompok radikal ISIS.
Abu Aisyah adalah nama panggilan lain dari Barun Naim atau Abu Rayyan.
Arif Hidayatullah diciduk dengan tuduhan memfasilitasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang ingin berperang di Suriah bersama ISIS.
Dari penangkapan Arif saat itu, kepolisian mengembangkannya kemudian menangkap dua orang terduga teroris di Solo, Jawa Tengah Selasa (29/12/2015).
Penjelasan polisi saat itu, serangkaian penangkapan di Bekasi dan Solo terkait jaringan Ibadurahman alias Ali Robani alias Ibad yang juga telah ditangkap di Solo pada Agustus 2015.
Ibad adalah tokoh tim Hisbah.
Selain Ibad, di saat bersamaan dibekuk pula Yus Karman dan Giyanto alias Gento.
Mereka saat itu ditangkap karena berencana meledakkan bom di beberapa tempat seperti kuil Budha Kepunton Solo terkait isu Rohingya dan Mapolsek Pasar Kliwon.
Mereka sedianya beraksi pada 17 Agustus 2015 atau tepat pada peringatan hari kemerdekaan Indonesia untuk meledakkan bom yang dikendalikan dengan sistem timer.
“Penangkapan yang di Solo pada Nur Hamzah dan Andika, masih terkait yang di Bekasi, jaringan Abu Muzab,” ujar Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, Kamis (31/12/2015).
Badrodin menuturkan, peran Nur Hamzah dan Andika yakni membantu Abu Muzab untuk mendapatkan bahan-bahan untuk selanjutnya dirakit jadi bom.
Seperti diketahui, Nur Hamzah, warga Baron Cilik, Laweyan, Solo, ditangkap saat mengendarai sepeda motor pada Selasa (29/12/2015) pagi di kawasan Jalan Haryo Panular, Laweyan.
Setelah itu, barulah Densus membekuk Andika alias Adit, warga Semanggi, Solo, saat berada di dekat musala Karang Asem, Laweyan.