News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan Bom di Sarinah

Semua Teroris Akan Dikumpulkan di Lapas Khusus? Cermati Dulu Bahayanya

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga melakukan aksi simpatik terkait terkait serangan bom Sarinah saat acara Car Feee Day di Kawasan Sarinah, Jakarta, Minggu (17/1/2016). Pasca serangan teror bom pada Kamis (14/1/2016) lalu, warga melakukan aksi dukungan dengan berbagai cara seperti menaburkan bunga dan beberapa soanduk dukungan penumpasan teroris. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN.

TRIBUNNEWS.COM - Wacana membuat penjara khusus bagi terpidana kasus terorisme dinilai tidak cukup mengubah paham radikalisme.

Berkumpulnya para terpidana pada satu tempat yang sama dikhawatirkan membuat pengaruh radikal semakin kuat.

"Penjara tidak bisa mengubah, karena itu soal pemikiran. Bahkan, mengirim ulama untuk mengajarkan agama dan menggelar pengajian bersama juga kurang efektif," ujar Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos, di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (18/1/2016).

Menurut Bonar, digabungnya para teroris dalam satu penjara yang sama bisa jadi akan melahirkan kelompok-kelompok radikal baru.

Bahkan, aksi teror dapat direncanakan dari dalam penjara.

Bonar mengatakan, yang terpenting adalah memisahkan para narapidana terorisme dari lingkungannya yang lama.

Saat keluar dari penjara, mantan napi kasus terorisme seharusnya dipindahkan dari tempat tinggal sebelumnya.

"Rencana membuat penjara khusus ini salah satu bentuk preventif, tapi yang lebih perlu adalah memotong pengaruh kelompok radikal pada dirinya," kata Bonar.

Sebelumnya, menanggapi wacana lapas khusus kasus teroris, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menyatakan tidak setuju.

Menurut Kalla, akan sangat membahayakan jika para pelaku teror dikumpulkan dalam satu tempat.

Ia menilai, kasus pengeboman dan penyerangan di kawasan dekat Sarinah yang dilakukan residivis, pada beberapa waktu lalu, membuktikan bahwa ada sistem yang perlu diperbaiki.

Selain hukuman, Kalla juga menekankan mengenai perlunya rehabilitasi terhadap pelaku teror.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini