TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini banyak bermunculan sekolah-sekolah yang menawarkan sistem pendidikan berkualitas dan berstandar internasional di Indonesia.
Beberapa sekolah menambahkan kurikulum tertentu yang khas di luar kurikulum nasional. Sekolah-sekolah tersebut menerapkan proses pembelajaran yang khas. Tentunya ini menjadi salah faktor penting bagi orangtua dalam memilih sekolah untuk anaknya.
“Yang perlu disadari orangtua adalah bukan hanya mencari sekolah yang baik, tetapi juga harus disadari bagaimana sekolah tersebut memberikan pendidikan yang sesuai dengan potensi anak berdasarkan sistem pendidikan yang ditawarkan,” papar salah seorang praktisi pendidikan, Bambang Irianto.
Perjalanan pendidikan adalah perencanaan menyeluruh dan berkesinambungan atas tahapan pendidikan yang akan dilalui anak, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Merencenakan perjalanan pendidikan sejak dini, akan membantu orang tua dapat mengarahkan anak untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih efektif, sehingga memberikan manfaat jangka panjang yang lebih optimal, salah satunya kesempatan lebih besar untuk pilihan karir yang cemerlang.
Karena itu, untuk memahami dan merencanakan perjalanan pendidikan penting bagi orang tua, terlebih dahulu memahami keunikan sistem pendidikan di Indonesia saat ini.
Secara umum, di Indonesia saat ini berkembang empat sistem pendidikan yang diakui dan telah diterapkan. Setiap sistem pendidikan dengan karakteristik dan cara pengajaran masing-masing, akan menghasilkan generasi penerus dengan potensi yang berbeda.
Berikut adalah empat sistem pendidikan tersebut:
1. Sistem UK – Cambridge
Britania Raya (Inggris) memiliki sistem pendidikan yang paling mengakar di dunia. Inggris merupakan rumah bagi beberapa universitas tertua di dunia, seperti Cambridge (1209) dan Oxford (1096). Program wajib belajar di Inggris mulai diberlakukan pada 1880 untuk anak usia 5 hingga 10 tahun. Pada 2013 sistem pendidikan Inggris kemudian menambah batas usia wajib belajar hingga usia 18 tahun.
Sistem ini dinilai telah memenuhi kebutuhan pendidikan anak dari usia 6 hingga 18 tahun atau sejak tingkat dasar hingga universitas. Sistem pendidikan berdurasi 16 tahun ini memiliki penekanan pada penguasaan materi mata pelajaran dan keahlian sebagai fokus utama serta pengakuan kualifikasi ternama termasuk sertifikasi PSLE, O level, dan A level. Ketiganya diakui secara internasional di semua sekolah dan perusahaan terkait.
2. Sistem Eropa – International Baccalaureate (IB)
International Baccalaureate (IB) merupakan rangkaian sistem pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak sejak usia 3 hingga 19 tahun. Sistem pendidikan ini mengaplikasikan kurikulum yang luas dan mendorong penguasaan materi yang seimbang, pemusatan pembelajaran pada siswa, dan penekanan pada konteks global. Sistem ini juga merangsang siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat dengan memiliki antusiasme belajar dan empati yang tinggi. Sebuah riset skala global mencatat bahwa sekolah-sekolah IB dinilai paling efektif untuk mengembangkan para lulusan secara matang dengan adanya kombinasi sumber daya kurikulum di luar yang disediakan oleh IB.
Salah satu praktisi pendidikan di Indonesia yang memiliki pemahaman mendalam mengenai sistem pendidikan International Baccalaureate (IB) Manoharan Karthigasu, mengatakan sistem pendidikan ini bertujuan untuk mengembangkan siswa yang memiliki tingkat pengetahuan yang luas. Dalam hal ini siswa yang berkembang baik secara fisik, intelektual, emotional dan etika. “Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi, percaya diri serta mendidik siswa untuk berani mengemukakan pendapat. Pada sistem ini, siswa didorong untuk dapat mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Hal ini membuat sistem belajar mengajar lebih kontekstual dan secara pribadi bermakna bagi anak.”
Manorahan Karthigasu juga menambahkan pada sistem ini, siswa juga diajarkan untuk menelaah isu-isu yang berkembang dan bagaimana isu tersebut memberikan dampak kepada dunia serta bagaimana isu tersebut dapat berkaitan satu sama lain; memungkinkan siswa untuk mengembangkan pola pikir dan perspektif secara global.
3. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia
Indonesia memiliki sistem nasional pendidikan tersendiri yang menerapkan wajib belajar 12 tahun, yaitu 9 tahun pendidikan dasar meliputi 6 tahun di sekolah dasar, dan 3 tahun di Sekolah Menengah Pertama, serta 3 tahun di Sekolah Menengah Atas. Sistem pendidikan yang berada di bawah pengawasan ketat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang berarti aspek intelektual, spiritual, dan personal bagi anak akan menjadi perhatian.. Namun, sejak dua dekade terakhir sekolah nasional yang mengadopsi juga kurikulum lain seperti Cambridge dll.
4. Sistem Amerika
Kurikulum yang ditekankan pada sistem pendidikan ini adalah pada pembelajaran kontekstual melalui kemampuan problem solving dan fokus pada Science, Technology, Engineering, Art dan Math (STEAM). Penekanan yang digunakan bervariasi dan memiliki beragam kesamaan dalam hal pendekatan yang luas pada gaya belajar dan penguasaan materi. Sistem Amerika dapat memenuhi kebutuhan pendidikan para siswanya sejak usia 3 sampai 18 tahun, yang dinilai sebagai saat yang tepat terjadinya pengembangan pengetahuan, kognitif dan sosial yang seimbang. Selain itu, melalui sebuah jalur inovatif, siswa dapat mempersingkat total durasi belajar menjadi hanya 14 tahun.
Seiring era globalisasi saat ini, generasi muda Indonesia dihadapkan pada kondisi dimana mereka harus mampu bersaing secara internasional. Sebagai pengingat, Indonesia saat ini menduduki posisi terakhir dari 40 negara yang dinilai dalam hal pencapaian pendidikan menurut Laporan The Learning Curve Pearson 2014.
Selain itu, Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari 65 negara pada peringkat pendidikan global PISA dalam hal matematika, sains dan membaca.
Guna menjawab tantangan tersebut, sudah saatnya generasi muda Indonesia dibekali sistem pendidikan yang sesuai guna membentuk mereka menjadi generasi yang siap kerja dan siap menghadapi tantangan global tersebut.
"Pilihan layanan pendidikan yang tersedia tentunya memberikan pengaruh yang baik pada orang tua untuk menentukan mana yang sesuai dengan potensi anak. karena akan memastikan perjalanan pendidikan yang ditempuh akan memberikan dampak maksimal,” tutur Bambang Irianto.