News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prahara Partai Golkar

Bamsoet: Baru Kali Ini Golkar Tunduk pada Kekejaman Kekuasaan

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) bersama Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid (kedua kanan), Sekjen Partai Golkar Idrus Marham (kedua kiri), Ketua Harian Partai Golkar MS Hidayat (kiri), dan Perwakilan Anggota DPR Partai Golkar Bambang Soesatyo (kanan) saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait putusan Mahkamah Agung yang mengesahkan Partai Golkar Munas Bali di Jakarta, Rabu (21/10/2015). Dalam keterangannya Partai Golkar versi Munas Bali menyatakan bersyukur atas keputusan MA yang memenangkan kubu Munas Bali dan mendesak Menkumham untuk mencabut SK Kepengurusan Partai Golkar versi Munas Ancol. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bendahara Umum Golkar versi Munas Bali Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengaku terkejut dengan keputusan Aburizal Bakrie (Ical) dalam pidato pembukaan Rapimnas.

Ical berpendapat diperlukannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) sebelum bulan puasa 2016.

"Bagi kami di Golkar, pernyataan ARB sebagai ketum Golkar soal jadwal munas sebelum ramadhan tahun ini, bukanlah sebuah signal lagi. Tapi perintah. Jadi, tidak perlu lagi ada pernyataan mundur," kata Bambang melalui pesan singkat, Minggu (24/1/2016

Ia mengingatkan Ical terpilih sebagai ketua umum sesuai dengan mekanisme AD/ART Golkar. Sehingga untuk mengakhiri kepemimpinan Ical maka diperlukan Munaslub. Keterkejutan Bambang dikarenakan pihaknya meyakini kubu Bali merupakan pihak yang benar dan menang secara hukum.

"Tapi, ya apa boleh buat. Pahit memang. Dan kita semua memendam luka yang sangat dalam," tuturnya.

Namun, Bambang menyadari realitas politik yang ada. Ia menilai baru kali ini Partai berlambang Pohon Beringin itu harus kalah dengan kekuasaan. "Baru kali inilah dalam sejarah panjang Golkar harus tunduk dan bertekut lutut pada kekejaman kekuasaan yang tidak menghendaki ARB sebagai ketua umum dengan memakai senjata SK pengesahan yang terus digantung," kata Ketua Komisi III DPR itu.

Bambang menilai Ical berjiwa besar dan negarawan dan mengibaratkan dengan lilin serta gelapnya malam. Menurut Bambang, Ical tidak menyalahkan gelapnya malam. Tetapi menyalahkan lilin agar menerangi malam.

"Dengan perintah pelaksanaan munas sebelum ramadhan atau sebelum memasuki tahapan pendaftaran pilkada serentak putaran ke-2 tahun 2017 yang jatuh pada Juli 2016 agar Golkar bisa menyiapkan diri dengan baik dalam derap langkah yg satu tanpa dualisme kepengurusan seperti pilkada serentak sebelumnya," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini