Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dian Juni Kurniadi (25) diduga merupakan seorang pelaku teror bom di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat Kamis 14 Januari 2016 lalu.
Atas dugaan tersebut, sang ayah Sutopo (63), meminta maaf atas aksi tersebut.
Diketahui, akibat peristiwa itu dua orang, termasuk seorang polisi, dan dua warga sipil meninggal.
"Saya sebagai orangtua dari Dian Juni Kurniadi, meminta maaf untuk rakyat Indonesia, khususnya di Jakarta dan untuk korban atau keluarganya," kata Sutopo, kepada wartawan usai menerima jenazah anaknya di RS Polri Kraat Jati, Jakarta Timur, Jumat (29/1/2016).
Lanjut dia "Sekali lagi barang kali anak saya punya kesalahan, mohon dimaafkan."
Menurutnya, tak ada perubahan sikap yang mencurigakan dari anaknya atau mendengar hal aneh tentang anaknya.
Dian memang disebut hanya dua kali pulang ke rumah, sejak merantau ke Kalimantan 2009 lalu.
Namun, Sutopo melihat anaknya berperilaku wajar seperti pemuda biasa.
Dian memang pribadi yang pendiam.
Sutopo mengatakan, ia tak mengenal tiga pelaku teror Thamrin lain sebagai teman anaknya.
Ia pun terkejut, setelah mendapat kabar dari polisi anaknya menjadi seorang pelaku teror di Thamrin.
"Saya enggak ngerti. Enggak tahu. Saya bicara dari nurani, enggak ada yang saya tutup-tutupin. Keluarga tidak menyangka, kaget," katanya.
Usai prosesi penyerahan, jasad Dian langsung dibawa dengan mobil ambulans ke Tegal untuk dimakamkan.
Seperti diketahui, sejak Rabu lalu, jasad pelaku teror bom Sarinah mulai diambil keluarga.
Dimulai dari Sunakim alias Afif yang dimakamkan di Subang, Jawa Barat.
Menyusul selanjutnya jasad Muhamad Ali yang dikebumikan di kawasan Meruya, Jakarta Barat.
Kemarin, jenazah Ahmad Muhazan juga telah dijemput keluarga untuk dimakamkan di Indramayu, Jawa Barat.