Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti menyebutkan adanya tiga kelompok teroris yang terungkap pascaledakan bom Thamrin.
Ketiga kelompok tersebut memiliki rencana yang berbeda.
Kelompok pertama pimpinan Hendro Fernando. Mereka mendapatkan kucuran dana untuk membeli senjata.
"Kelompok ini mendapat dana Rp1,3miliar dari Yordania, Irak dan Turki. Dana ini sebagian ke Filiphina dan Poso serta mengambil secara cash," kata Badrodin dalam rapat gabungan di ruang Banggar DPR, Jakarta, Jumat (15/2/2016).
Kelompok tersebut memiliki 9 pucuk senjata pai dari Lapas Tangerang. "Cuma pelurunya tidak ada," imbuhnya.
Kelompok kedua pimpinan Helmi. Badrodin menyebutkan mereka berencana meledakkan Polda Metro Jaya dengan menggunakan bom mobil. "Kelompok ini ditangkap di Sumedang," ujarnya.
Ketiga, kelompok Indramayu dengan pimpinan Humaidi. Mereka menyasar anggota polisi di jalan rata dengan menusuk menggunakan senjata tajam dan besi.
Aparat juga menangkap Abu Musyak di Bekasi yang ingin beraksi pada malam Tahun Baru. Badrodin menyebutkan ancaman terorisme masih akan terjadi.
Pasalnya, banyak kelompok yang berhubungan dengan Bahrun Naim.
"Mereka lakukan motivasi dan jihad. Mereka ajarkan membuat bom, kemudian siapapun yang siap akan dikirim biayanya," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan dalam menyebutkan perkembangan penangkapan dalam penegakan hukum terhadap tersangka teroris.
"Penegakan hukum, 33 orang tersangka jaringan terorisme, satu orang ketangkap di Bima namanya Fajar," katanya.
Luhut mengungkapkan Fajar merupakan salah satu terduga teroris yang tewas dalam baku tembak di Bima, Nusa Tenggara Barat pagi tadi.