TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan yang menyatakan agar orang yang terlibat pendirian United Liberation Movement for West Papua (ULMWP)segera meninggalkan Indonesia dinilai telah melukai hati orang Papua.
Hal ini disampaikan anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua, Ruben Magai, saat dihubungi dari Jayapura, Jumat (19/2/2016).
Ruben menuturkan, ULMWP merupakan representasi dari orang Papua dalam organisasi Melanesian Spearhead Group (MSG) atau Perkumpulan Negara Melanesia.
"Pernyataan Luhut menunjukkan, Pemerintah Indonesia tak serius dalam mengatasi masalah di Papua. Padahal, Indonesia termasuk anggota MSG. Seharusnya, ia menggunakan cara persuasif untuk mengatasi masalah ini," kata Ruben.
Ia mengungkapkan, pernyataan Luhut seperti ancaman yang dikeluarkan Jenderal Ali Moertopo kepada warga Papua pada tahun 1965.
"Luhut harus meminta maaf kepada warga Papua. Ia tak berhak mengeluarkan kata-kata seperti itu. Sebab, Papua adalah tanah kelahiran kami," kata Ruben.
Sebelumnya, pada 15 Februari 2015 lalu, OPM mengklaim telah mendirikan ULMWP di Jalan Trikora, Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Sebanyak 5.000 orang menghadiri kegiatan tersebut.
Menanggapi munculnya gerakan ULMWP, Luhut mengatakan, "Ya pergi saja mereka ke MSG sana, jangan tinggal di Indonesia lagi."
Luhut mengatakan hal ini saat berada di Kompleks Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat.
Luhut menekankan, keberadaan mereka adalah ancaman. Namun, Pemerintah Indonesia tidak gentar atas keberadaan gerakan tersebut.
Gerakan semacam itu, kata Luhut, didasari oleh kesenjangan ekonomi yang tinggi.
Dia pun menyoroti pemerintah setempat yang dianggap tidak mampu mengatur keuangan daerah untuk melakukan pembangunan dengan baik.
Penulis : Fabio Maria Lopes Costa