TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah titik krusial dan faktor menentukan sukses tidaknya membangun sektor pariwisata.
Karena itu Menpar Arief Yahya concern menaikkan level kapasitas tenaga terdidik di hospitality.
"Singapore, Malaysia, Thailand sepertinya lebih memilih bekerja di negara mereka sendiri. Tapi Filipina, bisa masuk ke Indonesia. Kita tidak bisa bendung, kecuali menaikkan kemampuan tenaga kerja kita sesuai standar ASEAN," ungkap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI di Jakarta.
Djelaskan, tenaga level madya, seperti kasir, pelayan di mal, restoran, dan lainnya di Dubai, Abu Dhabi bahkan di Eropa, mulai banyak didominasi pekerja Filipina.
Mereka bisa berbahasa Inggris dengan lancar, attitude-nya juga tidak banyak masalah, dan mau bekerja dengan standar gaji Indonesia.
"Singapore dan Malaysia sudah lebih tinggi standarnya, jadi mereka pasti tidak tertarik ke Indonesia," ujarnya.
Lagi-lagi kuncinya tidak boleh menyalahkan orang lain, tetapi bangsa ini sendiri yang harus bangkit dan mengejar ketinggalan. Karena itulah, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) baru saja menggelar Pelatihan Dasar Sumber Daya Manusia (SDM) dari tanggal 19 hingga 20 Februari di Hotel Best Western, Jakarta.
Dari sekitar 200 mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu, langsung dilatih bidang pariwisata untuk menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan meningkatkan SDM.
Sebanyak 7 pembicara disiapkan Kemenpar dalam program di bawah komando Program Deputi Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan itu.
"Pemerintah telah menetapkan bidang Pariwisata sebagai unggulan, diharapkan lebih cepat menjadi leading sector pendorong perekonomian lainnya di masa mendatang. Maka diperlukan dukungan SDM atau masyarakat untuk mewujudkan itu semua, salah satunya tentu dari pihak akademisi,” kata Deputi Kelembagaan Kemenpar, Ahman Sya.
Dalam acara tersebut, diberikan beberapa materi diantaranya adalah pemahaman produk kepariwisataan materi tersebut diberikan oleh Riza Abdilah Chairil, lalu tentang Sapta Pesono dilakukan oleh Husen Hutagalung, selain itu Pelayanan Prima disampaikan oleh I Gusti Putu Laksaguna dan pembicara dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Pusat Wiryanti Sukamdani menjadi pembicara dalam materi dukungan legislatif terhadap pairiwsata dan persiapan MEA.
”Ini adalah bagian dari kegiatan sertifikasi uji kompetensi, yang target di tahun 2016 ini adalah 35 ribu orang, dan di tahun ini sebanyak 17.600 orang sudah harus menyebar di seluruh Indonesia menjadi SDM yang siap untuk Pariwisata Indonesia,” ujar pria yang sukses meraih S2 dan S3-nya di Universitas Rijk Universiteit Gent (RUG) Belgium.
SDM Pariwisata sangat dibutuhkan oleh Pariwisata Indonesia karena sebagai pilar terdepan dalam menyambut wisatawan yang datang ke Indonesia.
”Dukungan masyarakat di seputar destinasi sangat diperlukan terutama pada bagaimana mereka bisa terlibat dan berpartisipasi,” kata pria yang juga pernah menjadi Rektor di BSI Bandung itu.
Kemenpar sudah melakukan pelatihan dasar SDM Kepariwisataan ini diberbagai tempat. Diantaranya adalah, Lampung, Tanjung Lesung, Medan, Batam, Kepulauan Seribu, Mentawai, Kabupaten Tulung Agung, Gunung Kidul Jogjakarta, Jogjakarta, Mandalika Lombok.
”Kami juga sudah melakukannya di Bali dengan pelatihan kompetensi terhadap Guide Mandarin. Semua kepelatihan ini menggunakan standarisasi ASEAN,”kata pria yang puluhan tahun pernah menjadi Dosen itu.
Lantas mengapa pelatihan diisi oleh Mahasiswa UNJ ?
”Inilah strategi pentahelix, bersinergi dengan akademisi, bisnis, government, community dan media dalam mengembangkan Kepariwisataan.
Nah, pelatihan ini ditujukan kepada mahasiswa atau akademisi agar mahasiawa dan mahasiswi memahami dasar Kepariwisataan yang nantinya disebarluaskannya di Masyarakat Kampus,”kata Asdep Pengembangan SDM, Wisnu Bawa Tarunajaya.