Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Senior Golkar Hajriyanto Y Thohari belum melihat calon ketua umum yang memiliki peluang paling besar di Musyawarah Nasional (Munas).
Hingga kini DPP Golkar belum membahas aturan penyelenggaraan Munas.
"Calon paling kuat? Gara-garanya kita belum tahu mekanismenya seperti apa. Nanti ini harus diwadahi tata tertib pemilihan," kata Hajriyanto dalam diskusi 'Mau Kemana Golkar?' di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (21/2/2016).
Hajriyanto mengatakan calon kuat ketua umum Golkar dapat terlihat bila rancangan aturan yang diusulkan steering committee (SC) kemudian disahkan pada rapat pleno DPP.
Aturan tersebut dibawa ke Munaslub dan menjadi materi sidang pertama untuk disahkan peserta.
Mantan Wakil Ketua MPR itu mengatakan calon-calon yang akan bertarung dalam Munas merupakan orang terdekat Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical).
Contohnya, Ade Komaruddin, Aziz Syamsuddin, Airlangga Hartarto, Setya Novanto, Indra Bambang Utoyo dan Idrus Marham.
"Ini semua pengurus harian dan di tingkat elit. Bukan hanya elit, ini orang-orang di ring 1 ARB (Aburizal Bakrie). Jadi tidak ada yang istimewa, karena semuanya ring 1," kata Hajriyanto.
Ia pun mengatakan banyak faktor yang memungkinkan seorang calon berpeluang besar menjabat ketua umum partai berlambang pohon beringin tersebut.
Hajriyanto melihat sejumlah calon sudah mulai bekerja serta melakukan konsolidasi.
Upaya mereka merebut kursi nomor 1 di Golkar cukup gigih.
"Ada Setya Novanto, Idrus Marham, Aziz Syamsuddin, Ade Komaruddin, Airlangga Hartarto, Indra Bambang Utoyo, siapa yang paling kuat? Dari daerah ada Syahrul Yasin Limpo, jadi ini tidak bisa personal," katanya.