Lega
Kini Kusrin telah tersenyum lega. Beberapa waktu lalu ia diundang Presiden Joko Widodo datang ke Istana.
Bahkan, sebelumnya Menteri Perindustrian Saleh Husin menyerahkan sendiri Sertifikat Produk Penggunaan Tanda-Standar Nasional Indonesia (SPPT-SNI) kepada Kusrin di Jakarta, Selasa (19 Januari lalu).
"Perasaanya lebih mantap untuk berkarya kedepannya. Jadi melangkah kedepan ini jadi yakin, payung hukumnya ada," kata Kusrin.
Kini, dengan 19 karyawan, industri rumahan miliknya bisa menghasilkan 80 - 100 televisi baru perhari.
Ke depan, Kusrin yakin produknya masih banyak peminat dan bisa bersaing dengan merek lain yang lebih tenar di pasar sekarang.
"Belum saya pikirkan, jangka pendek dulu. Pertama kan masalah modalnya, otomatis kalau tambah karyawan banyak kami stok bahan harus cukup, kalau ga bisa ngga kerja semuanya," kata Kusrin.
Menurutnya, kini banyak pengusaha yang melirik untuk menyuntikan modal usaha. Namun itu bukanlah hal utama. Kusrin ingin lebih banyak bisa mempekerjakan karyawan di kampungnya.
Dengan tantangan teknologi ke depan yang semakin canggih, Kusrin mengaku yakin Indonesia mampu menjawabnya. "Mampu sebetulnya, tinggal modalnya aja. Bikin (televisi) LCD semuanya saya juga bisa sebenarnya," kata Kusrin.