TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia kembali menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi (KTT) luar biasa negara-negara islam (OKI).
Dalam KTT kelima ini, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengarahkan beberapa isu penting, untuk menjadi perhatian 57 perwakilan negara yang hadir.
Salah satunya adalah pembebasan Palestina dari genggaman Israel. Retno mengatakan bahwa negara tersebut harus segera diselamatkan. Mengingat saat ini cakupan luas wilayah Palestina semakin menyempit karena kependudukan Israel.
Tak cuma itu, kebebasan mereka juga banyak direnggut Israel, contohnya terkait akses bagi warga Palestina keluar wilayah dan sebagainya.
Sebagai tuan rumah, Menlu melihat pentingnya isu itu untuk dikemukakan ke semua negara-negara Islam.
"Bagi dunia, terutama OKI, pilihannya cuma dua: melakukan sesuatu atau diam saja. Pertanyaan saya, apakah memang pas buat kita untuk diam? Saya kira tidak, Do something, itu yang kita lakukan sebagai tuan rumah, do something, contribute," kata Menlu Retno, Minggu (6/3/2016).
Untuk diketahui, dalam berbagai kesempatan di forum-forum antar negara, Indonesia konsen menyerukan kebebasan Palestina.
Hal inilah yang diklaim Menlu sebagai investasi Indonesia, yang mengarah pada diakuinya Palestina oleh 137 negara. Yang ingin ditekankan mantan Dubes Indonesia untuk Belanda itu adalah bentuk konsistensi tanah air, dalam membela Palestina.
"Do something and contribute. Membuat perbedaan walaupun sedikit perbedaan itu," imbuh Menlu.
Dalam KTT ini, Indonesia dan negara-negara lainnya akan membahas masalah inti, yakni status Yerusalem. Adapun isu yang diutarakan Palestina sendiri adalah seputar perbatasan, keamanan, pengungsi, sumber air dan pemukiman.