TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan duka cita mendalam atas musibah Kapal Rafelia 2, yang tenggelam di Selat Bali, Jumat (4/3/2016) sekitar pukul 12.50 WIB.
"Berduka atas korban tenggelamnya KMP Rafelia," ucap Jokowi dalam akun twitternya @jokowi, Minggu (6/3/2016), beberapa saat lalu.
Atas terjadi kecelakaan si Selat Bali itu, Presiden langsung memerintahkan Kementerian terkait untuk melakukan evaluasi aspek keselamatan pada tansportasi laut.
Hal ini agar kecelakaan serupa tak terjadi lagi sampaiĀ memakan korban.
"Agar tak terulang, saya perintahkan evaluasi semua aspek keselamatan transportasi laut," ujar Jokowi.
Semtara itu, Kementerian Perhubungan akan mengevaluasi sistem pelayaran dan keselamatan penyeberangan menyusul musibah tenggelamnya KMP Rafelia 2 di Selat Bali.
Dijelaskan evaluasi yang akan dilakukan antara lain, pendetailan manifes penumpang.
Seperti yang terjadi dalam musibah itu, manifes hanya berdasarkan kendaraan yang masuk dan penumpangh pejalan kaki. Jumlah penumpang kendaraan tidak diperhitungkan.
Sehingga hal itu menyulitkan pendataan penumpang jika terjadi kecelakaan.
"Semua akan dikaji. Kami juga akan menelusuri penyebab kecelakaan kapal. Sehingga bisa menjadi bahan utama evaluasi kami," ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Umar Aris, saat evakuasi korban kapal Rafelia 2, Sabtu (5/3/2016), di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.
Sejauh ini Tim gabungan penyelam dari Basarnas, TNI AL dan Satpol Air Polres Banyuwangi kembali akan menyisir KMP Rafelia II yang tenggelam di perairaan Selat Bali, pada Jumat (4/3/2016) lalu.
Penyelaman dilakukan untuk mencari nakhoda kapal bernama Bambang S Adi yang hingga saat ini masih belum ditemukan.