News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prahara Partai Golkar

Tina Talisa, Ruth Sahayana, Titiek Soeharto, dan Lainnya Hadiri Ikrar Ade Komaruddin

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bakal Calon Ketua Umum Golkar Ade Komarudin mengucapkan ikrar politik dihadapan pengurus DPD I dan II. Ikrar tersebut disampaikan Akom, sapaan akrab Ade Komarudin di Alun-Alun Yogyakarta, Jumat (11/3/2016) malam.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal Calon Ketua Umum Partai Golkar Ade Komarudin mengucapkan ikrar politik di hadapan pengurus DPD I dan II Partai Golkar.

Ikrar tersebut disampaikan Akom, sapaan akrab Ade Komarudin, di Alun-Alun Yogyakarta, Jumat (11/3/2016) malam.

Pantauan Tribunnews.com, sejumlah tokoh senior Golkar menghadiri ikrar Akom tersebut antara lain Sri Sultan Hamengkubuwono X, Waketum Golkar Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto serta Oetojo Oesman.

Sementara Politikus Golkar yang juga terlihat hadir yakni MS Hidayat, Bobby Suhardiman, Ahmadi Noor Supit, Bambang Soesatyo, John Kenedy Aziz, Firman Soebagyo, Misbakhun, Markus Nari dan Ichsan Firdaus.

Ikrar politik itu dimulai dengan lagu 'Yogyakarta' yang dipopulerkan Kla Project serta 'Maju Tak Gentar'.

Acara yang dipandu Andrian Maulana dan Tina Talisa menyebutkan 61 Anggota DPR dari SOKSI menghadiri ikrar Akom.

Acara yang diikuti sekitar 1.500 kader partai berlambang Pohon Beringin itu juga memperlihatkan tayangan perjalanan Golkar dan Ade Komarudin.

Sementara, penyanyi Ruth Sahanaya turut memeriahkan acara dengan menyanyikan lagu-lagu yang telah populer di masyarakat. Sebelumnya, Timses Akom, Misbakhun mengatakan Akom telah memiliki 420 surat dukungan dari DPD I dan II.

"Beliau sudah mengunjungi 23 provinsi dan sudah didatangi 11 provinsi di Jakarta, ini momen baik. Banyak aspirasi yang didengarkan selama mereka di Jakarta," kata Misbakhun.

Mengenai lokasi ikrar politik, Misbakhun mengatakan Yogyakarta merupakan kota perjuangan. Apalagi Yogyakarta pernah menjadi ibukota negara sejak 4 Januari 1946 hingga penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada RIS pada 27 Desember 1949.

"Dipilihnya Yogyakarta sebagai tempat menyampaikan ikrar oleh karena Yogyakarta dikenal sebagai daerah yang mengutamakan kesederhanaan, kebersamaan, kejujuran, intelektualisme, egalitarian dan plural," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini