Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bupati Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Ahmad Wazir Noviadi Mawardi (27), yang menjadi tersangka kasus narkoba, tampak sayu begitu turun dari mobil minibus biru BNN, yang menjemputnya di Bandara Soekarno-Hatta, Senin siang (14/6/2016).
Tidak tampak tegang, bupati yang karib disapa Ovi tersebut hanya tertunduk saat dicecar awak media mengenai kasus narkoba yang menjeratnya.
Ia tidak bergeming meski terus didesak awak media mengenai keterlibatannya. Bukannya menjawab atau melontarkan pernyataan, saat di lobi gedung BNN, pria 27 tahun tersebut malah mengangkat kedua tangannya meminta wartawan tidak terus mengejarnya.
Ovi langsung digelandang masuk ruang laboratorium BNN untuk diperiksa. Tidak lama ia akhirnya ditunjukkan kepada awak media besama empat orang tersangka lainnya yang ikut diterbangkan dari Sumatera selatan, yakni MU (29), DA (31), JU (38), ICN (38).
Saat ditunjukkan kepada wartawan Ovi duduk paling kiri. Ia masih mengenakan pakaian kemeja jeans biru dan celana panjang cokelat. Tangannya tidak terborgol, berbeda dengan empat orang lainnya.
Sama seperti saat kedatangannya, mantan anggota DPRD Ogan Ilir tersebut ‎anyak tertunduk, sesekali matanya menerawang ke arah sorot kamera dan tersenyum.
Matanya yang sayu dan tidak adanya ketegangan di wajah Ovi ternyata akibat pengaruh narkoba. Itu pula yang menyebabkan sang bupati tidak diborgol.
Menurut Kepala BNN Budi Waseso, ia tidak akan kabur karena masih 'mabuk'.
"Ia tidak bisa kabur, karena masih teler," kata Buwas.
Hingga pukul 19.00 WIB, Ovi masih diperiksa di lantai dua ruang penindakan dan pengejaran (Dakjar) BNN.
Ia dan empat orang lainnya akan ditahan di ruang tahanan BNN yang bersebelahan dengan ruang tahanan direktorat IV Narkoba Bareskrim, Mabes Polri.
Ada Perlawanan
Setelah menangkap Icn (38), PNS Rumah Sakit Jiwa penyuplai narkoba bagi bupati, dua tim petugas akhirnya mendatangi kediaman Ovi, di Jalan Musyawarah III, Karangayer Gandus, Ogan Ilir.
Namun 10 aparat BNN dibantu BNNP Palembang, dan Polres Ogan Ilir mengalami hambatan saat tiba di rumah tersebut. Rumahnya yang luas serta penjagaan yang ketat dari Satpol PP, dan pengawal pribadi membuat petugas tidak bisa langsung masuk ke rumah.