TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Gerindra, Moekhlas Sidik menilai, peluang untuk berinvestasi di Indonesia saat ini sangat menjanjikan.
Namun, ada permasalahan-permasalahan yang berpotensi menganggu iklim investasi di Indonesia yang ditimbulkan dari dalam negeri itu sendiri.
"Permasalahan yang kini harus dihadapi adalah gangguan terorisme, atau paham paham esktrem yang secara otomatis menimbulkan kekhawatiran bagi para insvestor untuk berinvestasi di Indonesia," kata Moekhlas di Jakarta, Senin (21/3/2016).
Oleh karena itu Moekhlas berharap, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang baru saja dilantik oleh Presiden Joko Widodo yakni Komisaris Jendral (Komjen) Polisi Tito Karnavian untuk menetapkan strategi pemberantasan teroris berdasarkan alat ukur yang jelas.
"Sebab, deradikalisasi yang telah dilaksanakan ternyata tidak menghentikan tindakan terorisme, oleh karena itu disengagement (mengubah pikiran para pelaku teror untuk membenci tindakan kekerasan) harus gencar dilaksanakan oleh pemerintah," tuturnya.
Moekhlas mencontohkan, bahwa Saudi Arabia gagal melakukan pemberantasan terorisme melalui deradikalisasi sehingga mereka mengubah strategi pemberantasan terorisme melalui disengagement.
"Karena itu, kami mendukung Kepala BNPT yang baru untuk bekerja keras memberantas dan mencegah aksi terorisme di bumi Indonesia," ujarnya.
"Tentunya bukan hanya memberikan rasa aman kepada para investor asing yang ingin menanam investasinya di Indonesia melainkan juga menjaga kedaulatan NKRI serta memberikan rasa aman kepada seluruh rakyat Indonesia," katanya.