Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti terus berupaya menangkap kelompok teroris pimpinan Santoso yang bersembunyi di hutan Poso.
"Ini kan (penangkapan Santoso) terus kami upayakan untuk bisa tertangkap. Kalau bisa lebih cepat lebih baik. Justru operasi kami giatkan terus untuk itu," kata Kapolri Jenderal Polisi Badrodin, Haiti, Senin (28/3/2016).
Hal tersebut diungkapkan Badrodin usai peluncuran buku mantan Kapolri Jenderal Pur Awaloedin Djamin di STIK-PTIK Jakarta Selatan.
Kapolri pun tidak menampik bila masih ada warga negara asing dari suku Uifhur, Xinjiang, Tiongko yang masih bergabung dengan kelompok teroris Poso.
"Saat ini menurut data masih ada suku Uighur yang ada bersama Santoso. Mereka gabung dengan Santoso, ya ikut angkat senjata juga," tambahnya.
Terpisah, Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi menjelaskan saat ini tersisa ada dua warga suku Uighur Provinsi Xinjiang, Tiongkok yang menjadi pengikut Santoso.
"Dari enam warga Uighur yang ikut bersama Santoso, kami pastikan tinggal dua orang yang tersisa," tegas Rudy.
Rudy membeberkan dua warga Uighur lainnya yang bergabung dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu yang dipastikan tewas yakni Farouk alias Magalasi dan Nuretin alias Abdul.
Kemudian satu orang lainnya, kata dia, yakni pria yang ditemukan membusuk dengan kepala bagian atas berlubang dan di bagian pinggang ada bekas luka tembak dan kaki luka robek.
Jenazah ditemukan di pinggir sungai Desa Torire Desa Lelo, Poso.
Jasad dengan tinggi badan 180 cm ditemukan menggunakan jam tangan merek Casio.
Lalu suku Uighur lainnya yakni Joko alias Turang Ismail yang tewas bersama tiger alias Anto yang berasal dari bima.
Mereka tewas pascakontak senjata dengan aparat gabungan TNI dan Polri, Selasa 22 Maret 2016.