Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) Edy Suandi Hamid menyesalkan masih ada cuitan (tweet) berbau SARA yang diarahkan kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat menuju Pilkada 2017 mendatang.
Karena itu, dia meminta semua kandidat Calon Gubernur DKI Jakarta diharap tidak menggunakan isu SARA dalam kampanyenya "menyerang" kandidat lain dalam Pilkada 2017 mendatang.
Hendaknya, menurut Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) ini, para calon pimpinan DKI memberikan pendidikan politik yang baik kepada publik. Bukan dengan memainkan isu berbau SARA.
"Kita melakukan politik praktis, tetapi juga diharuskan sekaligus melakukan pedidikan politik. Oleh karena itu kita harus tetap dalam koridor hukum dan budaya kita dalam kampane atau dukung mendukung calon kita," ujar Edy kepada Tribun, Rabu (30/3/2016).
Dia ingatkan, tokoh terdidik dan pejabat perlu mencontohkan dan melakukan pendidikan politik yang santun dan beretika, tanpa SARA.
Karena lanjut Edy, masyarakat DKI cukup cerdas dan bisa memilah informasi yang ada. Ditambah lagi, masyarakatnya sudah melek informasi.
"Jadi dapat melakukan pilihan yang tepat. Jadi percuma kalau ada calon atau jurkam yang bicara tak sesuai kenyataan dan berbau SARA," jelasnya.
Sehingga yang terjadi nantinya saat Pilkada, imbuhnya, adalah perang ide dan konsep serta program kerja sang calon kepala daerah untuk membangun DKI.
Sebelumnya, Gubernur Ahok kesal dengan cuitan (tweet) yang ditulis adik Yusril Ihza Mahendra, yakni Yusron Ihza Mahendra.
Ahok menyebut apa yang diutarakan Yusron melalui akun Twitter-nya berbau rasial.
Yusron Ihza Mahendra merupakan Duta Besar Indonesia untuk Jepang.
"Ada yang nge-twit nakutin, kasihan loh, 'turunan Cina miskin, nanti dibantai gara-gara Ahok'. Itu kurang ajar, namanya rasis. Itu Dubes Jepang adiknya Yusril ngomong pakai nasihat. Ini negara bahaya," ujar Ahok di Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (30/3/2016).
Mantan Bupati Belitung Timur tersebut akan mengadukan sikap yang menurutnya SARA itu ke Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.