Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Dimyati Natakusumah menilai anggaran sebesar Rp 570 miliar terlalu mahal untuk pembangunan sebuah perpustakaan.
"Terlalu mahal. Kita berharap tidak lebih dari Rp 100 miliar," kata Dimyati di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (31/3/2016).
Mengenai usulan Ade Komarudin, Dimyati memahami posisi Ketua DPR sebagai 'speaker' yang sedang menyampaikan pemikirannya.
Namun, ia mengingatkan adanya prosedur di BURT kemudian masuk dalam rapat Badan Musyawarah (Bamus) dilanjutkan pada Rapat Paripurna.
"Di DPR kan kolektif kolegial. BURT belum laporkan rencana kerja anggaran. Ada enggak disana library. Terpenting pembangunan baru enggak bangun pondasi baru," kata Politikus PPP itu.
Selain itu, Dimyati mengaku telah mengunjungi Amerika Serikat serta mendatangi perpustakaan Kongres.
"Sejuknya library itu. Komplitnya bukunya. Kalau bagus, mungkin perpus nanti bukunya akan saya sumbangkan," tutur Anggota Komisi I itu.
Sebelumnya diberitakan, Ketua DPR Ade Komarudin tetap akan memperjuangkan pembangunan perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara.
Akom mengaku tak terpengaruh dengan citranya.
"Saya pribadi memperjuangkan yang saya pandang benar. Selaku Ketua DPR belum tentu pendapat pribadi jadi kebenaran kolektif. Untuk jadi kebenaran kolektif harus diperjuangkan," kata Akom, sapaan akrab Ade Komarudin, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Akom menuturkan perjuangan yang dilakukannya bisa berhasil dan tidak.
Namun, Politikus Golkar itu menegaskan dirinya tidak akan pernah mengambil keputusan tanpa berkomunikasi dengan fraksi-fraksi di DPR.
"Publik mengatakan DPR tidak boleh dipercaya, itu tantangan yang tidak mudah saya hadapi. Realitas yang harus saya hadapi. Tidak mungkin hadapi sehari dua hari," imbuhnya.