TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soegijanto Tjahjono membutuhkan waktu lima bulan untuk menyelidiki penyebab terjadinya senggolan antara Batik Air dan pesawat TransNusa di landasan pacu Bandara Halim Perdanakusuma, Senin (4/4/2016)
Pasalnya, masih banyak kasus kecelakaan pesawat lainnya yang belum berhasil diungkap oleh KNKT.
"Sebenarnya dua bulan bisa. Tapi karena kami masih ada masalah lain jadi masalah ini belum bisa dituntaskan," kata Kepala KNKT Soerjanto di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (5/4/2016).
Menurut dia, penyelidikan terkait senggolan antara Batik Air dan pesawat TransNusa bukanlah perkara sulit.
Namun, masih banyaknya permasalahan yang belum diselesaikan, seperti kasus kecelakaan pesawat Trigana, pesawat Batik Air di Yogyakarta dan pesawat Aviastar.
"Jadi harus berurutlah. Kalau Batik Air yang di sini kan orangnya selamat. Karena banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan, jadi butuh waktulah untuk itu (selesai menyelidikinya)," tambahnya.
Meski begitu, Soerjanto mengatakan sejauh ini KNKT sudah memulai proses penyelidikan dengan meminta keterangan sejumlah petugas di air traffic control dan ground handling Bandara Halim Perdanakusuma.
Selain itu, KNKT juga telah mengambil black box dari Batik Air.
Dari black box itu, kata dia, KNKT akan mengunduh isi percakapannya dan membuat transkripannya. Setelah itu, KNKT akan kembali memanggil petugas di Bandara Halim Perdanakusuma untuk mengetahui penyebab terjadinya senggolan ini.
"Setelah kita mendapatkan hasil dari black box. Kalau belum nanti tidak akurat. Jadi yang akurat setelah black box kita buka, rekaman kita buka baru lah itu lebih akurat lagi," jelas dia.