SUASANA haru menyelimuti Ruang ICU yang berada di lantai dua Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta.
Ruangan tersebut Jumat sekitar 17.00 WIB hingga 18.30 WIB dipenuhi sejumlah pejabat dari Kepulauan Riau.
Pada bagian tengah ICU terbaring jenazah Gubernur Kepulauan Riau, HM Sani yang meninggal pada 15.00 WIB.
Tampak wakil gubernurnya, Nurdin Basirun memimpin prosesi penutupan peti jenazah dan menyampaikan testimoni.
"Kita kehilangan sosok seorang pemimpin," kata Nurdin.
Matanya tampak memerah, sesekali suaranya terdengar bergetar ketika menyampaikan testimoni.
"Saya banyak belajar dari beliau," katanya.
Ketika Nurdin menyampaikan testimoni, istri almarhum, Aisyah dan anaknya, Riny Fitrianti menangis tersedu-sedu di samping peti.
Riny yang mengenakan kerudung dan baju hitam terlihat tidak melepaskan pinggiran peti sebelum ditutup.
Saat peti hendak ditutup, Nurdin Basirun membacakan surat Al-Fatihah. Suasana hening tercipta ketika pelayat membaca ayat suci Alquran tersebut di dalam hati.
Selama prosesi penutupan peti jenazah, tampak mantan Pelaksana Tugas Gubernur Kepulauan Riau Nuryanto, mantan Sekretaris Daerah Kota Batam Suhajar Giantoro, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad, dan Direktur RS Abdi Waluyo dr Soetriso Tono Soebagio.
Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, hingga Panglima Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat Letnan Jenderal Edi Rahmayadi sempat melayat jenazah HM Sani.
Setelah peti tertutup, jenazah HM Sani dibawa dengan mobil jenazah RS Abdi Waluyo langsung ke Bandara Halim Perdanakusuma.
Istri dan anak bungsu almarhum juga ikut dengan mobil tersebut.
Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menyebut mendiang Sani akan diterbangkan ke Tanjung Pinang pada pukul 20.00 WIB.
Sani lahir di Parit Mangkil, Sungai Ungar, Kundur, Karimun, Kepulauan Riau, pada 11 Mei 1942.
Ia tercatat sebagai Gubernur Kepri periode 2010-2015 dan 2016-2021. Sani terpilih sebagai gubernur menggantikan Ismeth Abdullah pada 2010.
Di Jakarta, Sani, bersama kepala daerah lainnya, sempat dijadwalkan mengikuti rapat bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat pagi.
Namun Sani tidak hadir dalam rapat koordinasi di Istana karena menderita sakit.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkapkan dirinya sudah mendengar M Sani sakit sehingga tidak hadir dalam acara pengarahan di Istana Negara meski sudah berada di Jakarta.
"Jumat pagi beliau tidak hadir. Saya baru tahu beliau sakit pada Jumat siang," ucap Tjahjo. (val/wly)