Namun begitu, Sunny tidak membantah bila dirinya bertugas untuk menyusun jadwal pertemuan antara Ahok dengan pelbagai pengusaha.
"Bukan ngatur loh ya, misal Pak Ahok bilang, 'saya ingin ketemu dia, bisa dijadwalkan enggak?' atau pengusaha bilang, 'saya mau ketemu Pak Ahok dijadwalkan bisa enggak? Mau siapa pun, enggak semua juga lewat saya, kadang-kadang bisa langsung," ungkap Sunny Sunny.
Bantah Jadi Perantara
Sunny membantah dirinya menjadi perantara kongkalikong antara Sanusi dengan Ariesman.
Dikatakannya Sanusi dan Ariesman sudah saling mengenal sejak 2004, sejak Sanusi masih menjadi seorang pengusaha.
"Setahu saya Pak Sanusi dengan Pak Ariesman sudah saling kenal sejak tahun 2004. Pak Sanusi kan sebelum DPRD DKI, pengusaha juga, pernah kerjasama dengan APL. Jadi memang hubungan mereka sudah lama dan sebenarnya tidak perlu saya," ungkap Sunny.
Namun dirinya tidak membantah bila menjadi perantara antara Ahok dengan pengusaha, dan Ahok dengan DPRD DKI Jakarta.
"Karena mereka (pengusaha) ingin kasih masukan tapi sungkan dengan Pak Ahok, enggak tahu waktu yang tepat, kadang-kadang via saya, tapi kadang-kadang langsung juga," imbuh dia.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelumnya melakukan penangkapan terhadap anggota DPRD DKI jakarta Mohamad Sanusi.
penangkapan tersebut terkait kasus suap pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) reklmasi patai utara Jakarta.
Dalam kasus tersebut KPK menetapkan dua tersangka diantaranya Mohamad Sanusi dan bos PT Agung Podomoro Land (APL) Ariesman Widjaja.
Belakangan KPK mengajukan pencegahan terhadap Sunny dan Bos Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan.