TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masalah narkotika di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas) tidak kunjung selesai.
Terakhir terbongkar ada ruangan mewah yang disediakan di Lapas di Deli Serdang, Sumatera Utara, untuk narapidana kasus narkoba.
Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H Laoly mengaku pusing atas hal tersebut.
Ia tidak habis pikir, mengapa anak buahnya masih saja ada yang membandel, dengan ikut berkolaborasi dengan gembong narkoba.
"Kemarin Kepala Lapas Polewali (Mandar) kita pecat, lalu (Kepala Lapas) Bengkulu, sekarang (Kepala Lapas) Deli Serdang," kata Yasonna dengan nada kecewa, dalam kuliah umumnya, di hadapan taruna kedinasan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), di Graha Pengayom, Jakarta Selatan, Rabu (13/4/2016).
Ia mengaku pusing, karena sudah berkali-kali jajarannya diingatkan, sudah berkali-kali juga pemecatan dilakukan terhadap pegawai yang terlibat, bahkan mereka juga dipidana, namun kasus tersebut belum juga tuntas.
Dalam kesempatan itu, Yasonna bahkan sempat memaparkan bagaimana ia dipermalukan di Komisi III DPR, saat menghadiri rapat dengan anggota dewan.
Kata dia salah satu anggota dewan, sempat menyindir moto "PASTI" di kementeriannya.
"Apa tuh pak Laoly, di setiap tempat (ada tulisan) kami pasti, pasti apa, pasti ada narkoba," kata Yasonna.
Ia mengingatkan para taruna untuk ikut menjaga integritasnya.
Karena masa depan mereka ada di kementerian tersebut, dan baik buruk citra kementeriannya.
Ia juga mengajak para Dirjen, Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Lapas untuk memulai sikap baru, yang mendukung pemberantasan narkoba. Prestasi tersebut pasti akan diingat orang.
"Itu kan berubah waktu kepala lapasnya si X, orang pasti ingat," ujarnya.
Sedangkan Yasonna sendiri mengaku ikhlas bekerja sebagai menteri, dan hanya bekerja untuk memperbaiki kementerian tanpa berniat mempertahankan jabatan.
"Hebat-hebatnya berapa lama sih (jabatan menteri). Sudah top itu, (bisa dicopot) any time (red: kapanpun). Saya mensyukuri itu,"katanya.
"Saya tidak takut siapapun. Paling-paling lepas (jabatan), so what ?(res: lalu kenapa)," katanya.