Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Demokrat, Umar Arsal tidak terima dengan pernyataan pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi.
J Kristiadi menyebut kinerja Presiden Joko Widodo lebih baik dan berhasil dibanding Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjadi Presiden.
Umar pun mengaku heran dengan dasar yang menjadi landasan J Kristiadi dalam membandingkan kinerja SBY dengan Jokowi.
"Kami sebagai kader Partai Demokrat tidak mengerti atas dasar apa pengamat tersebut membandingkan SBY dengan Jokowi. Tentunya 10 tahun Pak SBY memimpin sudah banyak dirasakan rakyat, itu sudah terbukti rakyat merindukan kepemimpinan SBY," kata Umar saat dikonfirmasi, Rabu (20/4/2016).
Anggota Komisi V DPR RI itu menilai apa yang dilakukan Jokowi saat ini hanya melanjutkan saja dari apa yang telah dilakukan SBY, salah satunya pembangunan jalan.
"Presiden Jokowi hanya resmikan saja dan gunting pita, semua pembangunan dilakukan era pemerintahan SBY. Yang baru hanya program jalan kereta Jakarta-Bandung itu saja masih jadi polemik. Saya tahu betul karena saya di DPR," tuturnya.
Pengurus Harian DPP Partai Demokrat itu pun menilai J Kristiadi terkasan mengadu domba antara SBY dengan Jokowi.
Disisi lain J Kristiadi ingin cari perhatian dari Jokowi.
Kendati demikian, dirinya percaya pernyataan yang dilontarkan tidak membuat hubungan Ketua Umum Partai Demokrat dengan Jokowi jadi rengang.
Karena SBY berpolitik selalu santun dan sopan, jadi biarkan rakyat yang menilai dan merasakan capaian yang dilakukan selama 10 tahun.
"Pak SBY selalu mengintruksikan kadernya selalu mendukung pemerintah Jokowi bilamana baik untuk rakyat," ucapnya.
Masih kata Umar, bukan membandingkan keberhasilan SBY dan Jokowi, sebaliknya keberhasilan sudah dirasakan rakyat saat SBY jadi Presiden.
Contohnya adalah kesejahteraan rakyat meningkat, situasi politik tidak gaduh terutama dipemerintahan, pembangunan dimana-mana berkembang dan program-program berjalan dengan baik.
Menurut Umar, J Kristiadi sudah mengiring opini yang kurang baik tak lain merupakan kebohongan publik.
Terlebih 10 tahun SBY mempin tidak berbuat apa-apa.
"Saya rasa terlalu berlebihan dan mengada-ngada. Terkesan ingin cari sensasi dan perhatian posisi dari Jokowi," ujarnya.
Bilamana dibeberkan, lanjut Umar bahwa SBY menjadi kepala negara ada peningkatakan income per kapita pada 2004 adalah USD 1188 dan 2013 melonjak USD 3.499.
Tidak hanya itu, bahkan ditahun 2012 pertumbuhan ekonomi 6,23 persen hingga tertinggi kedua setelah Tiongkok.
"Dan untuk pembangunan, kita lihat jalan nasional yang sudah dirasakan oleh masyarakat tanah air dengan meningkatnya laju jalan hingga 38.570 km," katanya.