TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan informasi bahwa adanya kerusuhan di Tolikara, Papua tidak seperti yang tersiar di media maupun informasi yang disampaikan BNPB.
"Tidak sampai yang terjadi pembakaran itu tidak ada. Sumbernya itu kan dari BNPB, tapi BNPB itu juga belum cek benar terjadi atau tidak," ujar Badrodin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (26/4/2016).
Badrodin membenarkan terjadi kerusuhan. Kejadiannya, saat itu terjadi pembagian dana desa yang tidak merata di antar distrik.
"Memang ada kericuhan waktu tanggal 9 itu pembagiannya karena antar kampung yang satu dan yang lain berbeda. Ada yang sukunya itu besar, tentu dana yang diberikan juga berbeda dengan kampung yang sukunya kecil yang jumlah penduduknya sedikit. Itu sebetulnya yang diricuhkan," ucap Badrodin.
Kepolisian pun telah mengonfirmasi langsung ke Kepala BPBD Feri Kogoya terkait laporannya ke BNPB. Dari pengakuan Feri, dirinya hanya meneruskan laporan dari stafnya dan memang tak mengkroscek terlebih dahulu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Agus Rianto berharap, masyarakat di Tolikara tidak terprovokasi berita tersebut, mengingat dampak negatif dari pemberitaan tersebut berpotensi menimbulkan kerusuhan yang sesungguhnya.
"Hal tersebut sudah dikonfirmasi oleh kapolres kepada yang bersangkutan (Feri). Ternyata info yang dterima oleh saudara Feri ini bukan hasil temuan sendiri, tapi dapat informasi dari orang lain. Kepada masyarakat, diharapkan tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan informasi yang diterima terkait yang terjadi di Kabupaten Tolikara. Jangan sampai menimbulkan situasi yang tidak kondusuf di tengah masyarakat," kata Agus kemarin.