Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok bersenjata Abu Sayyaf bertanggung jawab atas sejumlah kasus penculikan, namun banyak faksi di antara mereka, termasuk wilayah kekuasaannya.
Menteri Kordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan banyaknya faksi membuat pemerintah Indonesia tak bisa sekaligus membebaskan 14 WNI yang disandera kelompok ini dalam sekali operasi.
Ia berujar, keempat WNI yang diculik sejak pertengahan April lalu diduga berada di tangan faksi yang berbeda dengan faksi yang menyandera 10 WNI yang Minggu lalu sudah dibebaskan.
"Mungkin pecahan dari Abu Sayyaf juga," kata Luhut kepada wartawan di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (3/5/2016).
Pemerintah Indonesia segera membebaskan empat WNI yang diduga masih berada di Filipina Selatan itu, termasuk menyiapkan sejumlah strategi.
"Kita sudah rapat dengan Panglima TNI, Menlu dan kepala BIN soal langkahnya, tapi saya tidak elok juga kalau saya terus membuka apa yang kita lakukan," terang dia.
Sebelumnya, 10 WNI dibebaskan karena sejumlah strategi. Luhut mengatakan pemerintah mengkedepankan operasi intelijen dan diplomasi.
Untuk operasi diplomasi, pemerintah menggandeng semua pihak yang kenal orang-orang penting di Filipina Selatan, sehingga orang-orang tersebut bisa meyakinkan pimpinan kelompok Abu Sayyaf.
"Ada beberapa teman-teman kita yang punya hubungan pribadi, atau bekas kapoldanya sana punya hubungan pribadi dengan (bekas Kapolda) dari sini juga," kata Luhut.