TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menegaskan, untuk menjadi negara yang hebat dan kuat, rakyatnya harus menguasai laut.
"Jangan pernah bermimpi bisa menjadi negara hebat, kalau kita, terutama generasi mudanya tidak dapat menguasai laut," kata Menko Rizal Ramli kepada wartawan di Jakarta, Selasa (3/5/2016).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli mengingatkan generasi muda agar mengelola sumber daya alam dengan cara yang benar.
Menurutnya, konsep ‘sedot ekspor’ sudah tidak relevan lagi untuk kondisi saat ini.
Konsep ‘sedot ekspor’ yang dimaksud Rizal yaitu mengambil atau menyedot sumber daya alam yang kita miliki lalu langsung mengekspornya ke luar negeri.
Rizal menegaskan, cara seperti itu tidak perlu dilakukan lagi, melainkan setelah menyedot sumber daya alam sebaiknya melalui proses pengolahan, sehingga sumber daya alam tersebut lebih bernilai jual tinggi.
Rizal menjelaskan, pelaut-pelaut Indonesia terkenal hebat.
Sejak zaman dahulu, mereka mampu mengarungi lautan hingga mencapai Jepang menggunakan kapal Majapahit yang sederhana.
"Presiden Jokowi ingin kita kembali cintai laut. Di masa lalu, angkatan laut Kerajaan Sriwijaya punya kekuatan maritim yang hebat, menyeberang hingga Champa, Thailand," ucapnya.
Pelaut dari Kerajaan Majapahit juga pernah berlayar ke Malaka dan menguasai bagian wilayah Malaysia.
Indonesia, ujar dia, memerlukan transformasi budaya dari yang condong ke darat beralih ke laut.
Dan negara besar di dunia dipastikan punya kekuatan besar juga di bidang maritim.
Ekspedisi Terinspirasi oleh kisah kehebatan pelaut Indonesia di zaman dulu, Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kementerian Pariwisata, Majapahit Admiration Community, dan Takushoku University bekerja sama menggelar ekspedisi dengan rute Jakarta-Pontianak-Brunei Darussalam-Manila-Jepang.
Ekspedisi ini direncanakan berlayar sepanjang Mei-Juli 2016.
Bahtera yang digunakan berupa kapal bercadik dengan panjang 20 meter dan lebar 4,5 meter.
"Di dalam kapal ini tidak tersedia tempat tidur, hanya ada koridor panjang," ujarnya.
Rizal menuturkan kapal tersebut sengaja didesain sederhana sebagai replika kapal Majapahit yang pernah melintasi Sungai Brantas menuju Trowulan.
Ekspedisi ini membawa misi mengangkat dan melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya maritim Indonesia ke Jepang.
Berdasarkan catatan sejarah, kapal Majapahit beberapa kali menyentuh daratan Okinawa dan tempat-tempat lain di Jepang pada abad ke-13.
Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya keris bergaya Majapahit di Okinawa dan penemuan pecahan keramik Imori kerajaan Jepang pada abad ke-13 di Trowulan, Jawa Timur.