TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Neuropsikolog dari Universitas Bina Nusantara, Ihsan Gumilang menilai kasus perkosaan yang berujung pada kematian Yy, siswi SMP di Bengkulu, tidak semata karena faktor minuman keras.
Menurut Ihsan, alkohol yang ditenggak para pelaku sebelum melakukan perbuatan kejinya sebatas pemicu.
Terpaparnya pelaku pada konten pornografi, disebut Ihsan, merupakan faktor yang lebih dominan sebagai sebab tindakan biadab itu.
"Alkohol pada kasus Yy, saya lihat hanya katalisator. Mereka pasti banyak mengakses situs porno. Mereka seperti kecanduan sehingga berkeinginan untuk melampiaskannya," kata Ihsan Gumilang usai diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (7/5/2016).
Ihsan menjelaskan otak manusia punya kecenderungan untuk melakukan kriminal dan tindakan asusila, terlebih jika sering melihat konten pornografi.
Intensitas menikmati materi pornografi menentukan besarnya dorongan untuk pelampiasan hasrat yang dipicu oleh hormon dopamin di otak.
Ketika hormon tersebut memenuhi otak maka akan muncul kecenderungan untuk melampiaskannya.
"Ketika rangsang dengan pornografi otaknya kebanjiran dopamin. Orang itu cenderung melakukan seks," katanya.
Kondisi otak yang telah diransang terus menerus oleh pornografi, jelas Ihsan, menjadi lepas kendali karena pengaruh alkohol.
"Kontrol otak belakang tidak aktif lantaran alkohol yang menekan otak di bagian dahi. Otak tidak bisa kontrol. Dengan otak tengah yang memotret konten pornografi, maka terjadilah kasus Yuyun ini," ujarnya.