TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jantung keluarga nahkoda kapal TB Henry, Mochammad Arianto Misnan (23), masih berdebar tak menentu meski Presiden Jokowi telah mengumumkan empat WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina berhasil dibebaskan satu jam lalu.
Mereka tak mempercayai begitu saja kabar Rian,-sapaan Arianto, satu dari empat WNI telah dibebaskan dari penyekapan kelompok Abu Sayyaf.
Apalagi, sejauh ini belum ada informasi langsung yang diterima keluarga Riau dari pihak Istana Negara, Kementerian Luar Negeri maupun perusahaan tempat Rian bekerja, PT Global Energy International.
"Kami cuma dapat kabar dari telepon-telepon wartawan yang mengkonfirmasi dan meminta tanggapan. Dari Kemenlu, Istana, perusahaan belum ada kabar," ujar kakak kandung Rian, Mochammad Indra Purwanto (26), saat dihubungi, Rabu (11/5/2016), satu jam setelah Presiden Jokowi mengumumkan pembebasan empat WNI dari kelompok Abu Sayyaf.
Indra mengatakan, dirinya dan ibunda serta adik-adik Rian masih menunggu cemas kepastian bebasnya Rian.
"Pinginnya kami lihat wujud Rian, minimal dia ada terlihat di televisi. Kami dari tadi lihat-lihat siara berita di tv, belum lihat ada pemberitaan bebasnya empat ABK yang disandera itu," ujar Indra.
"Jadi, sampai sekarang, saya dan mama di rumah masih deg-degan terus. Kami inginnya lihat wajah dia utuh karena kami sangat khawatir dia kenapa-kenapa saat disandera," katanya.
Kapal TB Henry yang menarik kapal tongkang BG Cristi dengan 10 ABK asal Indonesia dibajak oleh kelompok bersenjata diduga Abu Sayyaf di perairan perbatasan Malaysia-Filipina sejak 15 April 2016.
Saat itu, kedua kapal tengah melakukan perjalanan kembali menuju Tarakan, Kalimantan Utara, usai mengirim batubara di Cebu, Filipina.
Enam ABK, termasuk seorang tertembak, berhasil diselematkan polisi maritim Malaysia yang tengah berpatroli di perairan tersebut.
Lima ABK telah dipulangkan ke Tanah Air dan kembali ke keluarganya. Seorang ABK lainnya yang mengalami luka tembak masih dirawat di Malaysia.
Sementara, empat ABK lainnya dibawa oleh lima pelaku bersenjata api dan belum jelas nasibnya sejak mereka diculik kelompok bersenjata.