Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Ketua Umum Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengaku tak ikhlas bila ada campur tangan kekuasaan dalam Munaslub Golkar.
Hal itu dikatakan Priyo menanggapi isu yang berkembang menjelang pelaksanaan Munaslub di Bali.
"Ada kabar yang mengatasnamakan Istana Presiden, pihak satunya lagi seolah sinyal dari Istana Wapres. Kasihan Pimpinan Golkar Daerah digiring ke sana-sini," kata Priyo dalam keterangan tertulis, Rabu (11/5/2016).
Menurut Priyo, hal tersebut berdampak buruk bagi Golkar.
Apalagi, partai berlambang pohon beringin itu sedang memulai tradisi baru yang demokratis dalam memilih ketua umum.
Jika terpilih sebagai Ketua Umum Golkar, Priyo mengaku tak ragu membawa partai bekerjasama dan mendukung pemerintahan Jokowi-JK.
"Tapi, pemberitaan seminggu ini membuat kami semua tidak nyaman dan mohon agar itu dihentikan. Calon Ketum Golkar itu ada 8, tidak hanya 2 orang. Dan kami berdelapan adalah kader unggulan Partai Golkar," ungkapnya.
Ia meminta semua pihak membiarkan Golkar berbenah dengan tradisi baru yang demokratis dan bersih.
Priyo mengakui hal itu tidak mudah, terlebih ada pemberitaan terkait politik uang.
"Tapi saya dan banyak teman lain tetap bertekad untuk kawal munaslub yang baik, demokratis dan bersih," kata Mantan Wakil Ketua DPR itu.