Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Sudah dua kali kasus penculikan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) di wilayah perairan Filipina Selatan terjadi, dan para WNI yang sempat disandera itu akhirnya bisa dibebaskan.
Tidak hanya WNI, di wilayah perbatasan antara Indonesia, Filipina dan Malaysia itu warga negara asing lain dan bahkan warga negara Filipina juga menjadi korban penculikan.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengaku khawatir, bila permasalahan keamanan di wilayah tersebut tidak segera ditanggulangi, maka wilayah tersebut bisa sebermasalah perairan di Somalia, di mana penculikan dan penyanderaan adalah bagian dari keseharian.
"Jangan terjadi seperti Somalia, tempat pembajakan, salah satu caranya pengamanan bersama atau patroli bersama," ujar Menhan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (13/5/2016).
Patroli bersama bisa dilakukan antara Indonesia, Malaysia dan Filipina di wilayah-wilayah yang bermasalah. Selain wilayah perairan Filipina Selatan, wilayah Selat Malaka yang juga kerap terjadi kejahatan, juga bisa ditanggulangi dengan pengamanan bersama.
"Misalnya (patroli) di (eioayah) Malaysia, dia jadi komandannya kita jadi wakilnya. Begitupun di sini, kita komandannya dia jadi wakilnya," kata Ryamizard.
Terkait gagasan tersebut, Presiden Joko Widodo sudah berkordinasi dengan pemerintah negara-negara terkait, begitupun Menteri Luar Negri (Menlu), Retno LP. Marsudi, Panglima TNI. Jendral TNI Gatot Nurmantyo dan dirinya.