News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Maarif Institute Bakal Rilis Indeks Kota Islami di Indonesia

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maarif Institute akan merilis Indeks Kota Islami (IKI) berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di 29 kota dari total 93 kota di Indonesia.

Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq menjelaskan gagasan Indeks Kota Islami ini muncul saat membedah Indeks Negara Islami yang menempatkan Indonesia di urutan 140.

Dia jelaskan, Indeks Kota Islami (IKI) yang merupakan akumulasi dari penilaian variabel aman, sejahtera, dan bahagia akan dirilis, Selasa (17/5/2016), pukul 10.30 WIB di Hotel Alia, Cikini, Jakarta Pusat.

Lebih lanjut dia katakan, bahwa kewajiban membumikan nilai-nilai Islam dalam tata kehidupan bernegara tidak lah menuntut pendirian negara berdasarkan agama.

Secara khusus, Muhammadiyah mentahbiskan Negara Pancasila ini sebagai negara hasil konsensus nasional dan tempat pembuktian (dar al-ahdi wa al-syahadah) pengabdian warga negaranya untuk menjadikan negeri yang aman dan damai.

Dalam konteks ini, komitmen menata pemerintahan demi mewujudkan kota yang aman, sejahtera, dan bahagia merupakan kunci mengembangkan kota Islami di Indonesia.

"Kami memahami kota Islami dalam perspektif yang lebih luas, berbeda dengan istilah kota Islam atau kota syariah. Bung Hatta sudah memberikan contoh, hiduplah dengan filosofi garam, tak nampak tapi terasa, bukan seperti gincu," jelasnya kepada Tribun, Senin (16/5/2016).

Kota Islami ditandai kehadiran berbagai kebijakan pembangunan kota yang berorientasi pada penciptaan sistem kota yang aman, sejahtera, dan bahagia.

Ketiga variabel kunci ini merupakan turunan operasional dari konsep negara atau kota ideal menurut al Quran.

Kota Islami tidaklah mensyaratkan demografi penduduknya menganut agama islam dalam jumlah tertentu.

Tidak ada kota yang homogen 100 persen secara agama.

"Kami menyusun puluhan indikator untuk setiap variabel kunci dengan berbasis data sekunder. Banyak temuan menarik dalam penelitian yang memakan waktu hampir setahun ini," jelas Direktur Riset Maarif Institute Ahmad Imam Mujadid Rais kepada Tribun.

Temuan dari hasil penelitian tersebut, tidak ada korelasi langsung antara komposisi pemeluk agama Islam dengan tingkat keislamian sebuah kota.

Kota yang jumlah penduduk muslimnya minoritas punya kans besar masuk asal memenuhi ketiga variabel kunci di atas.

Dijelaskannya, dari kota-kota yang diteliti, tidak ada kota yang menerapkan Perda Syariah masuk dalam rangking 10 besar.

Dia tegaskan pula, pemberlakuan regulasi berbasis syariah di beberapa kota tidak menjamin kota tersebut lebih tinggi tingkat keislamiannya dibanding kota yang tidak menerapkan produk hukum sejenis.

"Tak kalah menarik, mayoritas rangking 10 besar Indeks Kota Islami ini didominasi kota-kota luar Jawa."

"Misalnya, Kota Banda Aceh merupakan kota yang nilai variabel kesejahteraannya tertinggi. Kami juga menemukan kota dengan nilai variabel kebahagiaan teratas adalah Kota Denpasar", kata Rais.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini