Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata menggelar seminar nasional geopark bertajuk "Geopark untuk Pariwisata Nasional" yang dihelat di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat.
Seminar tersebut dibuka Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Dadang Rizki Ratman mewakili Menteri Pariwisata yang berhalangan hadir.
Dadang menjelaskan terkait Geopark yang merupakan konsep pengembangan kawasan alam yang diinisiasi Unesco.
"Geopark sebagai konsep manajemen pengembangan kawasan alam, diinisiasi UNESCO sekitar tahun 2000-an," ujar Dadang saat ditemui di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2016).
Ia pun menjelaskan lebih lanjut, geopark memanfaatkan tiga sumber daya, yaitu geodiversity, biodiversity, dan culturaldiversity.
Menurutnya, dengan adanya tiga sumber daya tersebut menjadikan geopark tidak hanya bertujuan untuk konservasi saja, namun juga mengandung unsur mendidik dan menyejahterakan.
"Jadi tujuannya tidak hanya sebagai upaya konservasi semata (menjaga situs geologis), tapi juga sekaligus mendidik dan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat," jelasnya.
Ia menambahkan, UNESCO kini mewajibkan pengelolaan geopark yang berdasar pada pemberdayaan masyarakat.
Terkait dengan pemberdayaan tersebut, ia menegaskan kesejahteraan masyarakat bisa diperoleh melalui kegiatan pariwisata.
pemberdayaan itu melalui kegiatan pariwisata, diantaranya geowisata dan ecowisata agar masyarakat setempat sejahtera," tandasnya.
Seminar Nasional geopark bertajuk "Geopark untuk Pariwisata Nasional" yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) diikuti sekitar 200 peserta yang memiliki beragam latar belakang profesi, mulai dari akademisi, praktisi, hingga pelaku industri pariwisata.
Selain itu, dalam seminar yang membahas mengenai 10 destinasi pariwisata yang diprioritaskan.
Indonesia memiliki sekitar 40 geoheritage yang dikembangkan sebagai kawasan geopark nasional (GN), 4 diantaranya sudah diakui menjadi geopark global oleh UNESCO yakni GN Kaldera Toba di Sumatra Utara, GN Merangin di Jambi, GN Ciletuh di Jawa Barat, serta GN Rinjani d Lombok (NTB).
UNESCO Global Geoparks (UGG) lainnya juga dimiliki Indonesia, yakni UGG Batur di Bali dan UGG Gunung Sewu di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.