TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Mendatangkan rektor asing supaya dapat bersaing di kelas dunia itu dapat diistilahkan jauh panggang dari api atau tidak menjawab permasalahan."
Demikian menurut Guru Besar Ekowisata Institut Pertanian Bogor (IPB), EKS Harini Muntasib ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (7/6/2016).
Hal ini Prof Harini sampaikan menanggapi wacana Pemerintah akan merekrut orang asing menjadi rektor perguruan tinggi negeri (PTN).
Wacana ini digulirkan untuk mengikuti negara lain yang menerapkan kebijakan tersebut sehingga kampusnya berkelas dunia.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengatakan, presiden mengarahkan agar pendidikan tinggi Indonesia itu mampu bersaing di kelas dunia.
Dia mengungkapkan, China, Singapura dan Arab Saudi memakai orang asing untuk menjadi rektor.
Hari ini menjelaskan, PTN di Indonesia yang mempunyai tugas Tridharma Pendidikan Tinggi, yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat--diharapkan mampu untuk bersaing di kelas Dunia .
Bersaing disini mulai dari SDM , jelasnya, sarana prasarana Gedung serta laboratorium lapang dan ruang yang memadai serta kebijakan yg mendukung untuk PT bisa bersaing.
Dari kewajiban P,T yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat.
Dari sisi definisi saja sesuai UU Nomor 12 Tahun 2012, PT adalah jenjang Pendidikan setelah Pendidikan menengah yang mencakup program Diploma, Sarjana, Magister dan Doktor Spesialis dan Profesi yang diselenggarakan oleh PT berdasarkan Kebudayaan bangsa Indonesia.
Dia tegaskan, PT akan unggul mestinya bukan hanya karena Rektornya. Tetapi mulai dari input yakni Dosen dan staf kependidikan, serta kualitas mahasiswa yang masuk, serta proses dalam penyelenggaraan PT.
Selain itu bagaimana sarana prasarana PT tersebut dan yang ketiga adalah Kebijakan Pemerintah untuk mendukung PT menjadi unggul dan dapat bersaing
Dalam penyelenggaraan Pendidikan, lanjut dia, akan dapat dilihat dari proses yang sekarang juga selalu diukur dengan Manajemen Mutu suatu PT dan secara periodik dilakukan penilaian dalam bentuk Akreditasi secara Nasional dan International.
"Itu semua bukan dikerjakan oleh seorang Rektor tetapi dari Program-program studi yang berada dalam PT itu," tegasnya ketika diwawancarai Tribun melalui sambungan telepon.