Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso atau Buwas mendukung pencalonan Komjen Tito Karnavian sebagai Kapolri. Buwas menilai Tito pantas menjadi orang nomor satu di Polri.
Penunjukan Tito sebagai calon Kapolri mengejutkan beberapa pihak. Tito merupakan lulusan Akpol tahun 1987. Dia akan menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang lulusan Akpol tahun 1981. Penunjukan Tito membuat lulusan Akpol 1981-1986 menjadi "tidak berkutik".
Buwas menegaskan, Tito layak menjadi Kapolri. "Track record-nya sangat baik, beliau salah satu putra terbaik yang dimiliki Polri dan kita tahu beliau sangat layak memimpin Polri," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/6).
Buwas menyatakan tidak ada senioritas di Polri. Menurutnya, senioritas hanya terjadi pada masa pendidikan.
Buwas juga mengatakan, para senior di kepolisian mengakui kemampuan Tito. "Semua senior akan mendukung junior yang punya kemampuan yang baik," ujar jenderal bintang tiga lulusan Akpol 1984 itu.
Buwas mengajak seluruh senior di kepolisian untuk mendukung Tito menyelesaikan tugas berat sebagai Kapolri. Ia meminta para senior bersama-sama membantu kinerja Tito.
"Dengan misi yang satu saya kira bisa semuanya, kepolisian ke depan akan lebih baik itu-lah harapan kita. Saya yakin di bawah kepemimpinan Pak Tito, kepolisian akan lebih baik," katanya.
"Sekarang bagaimana kami memberikan dukungan kepada Pak Tito agar Pak Tito sebagai Kapolri benar-benar menjalankan tugas untuk kebaikan Polri dan negara ini," katanya.
Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol) Komjen Syafruddin juga menyatakan mendukung Tito menggantikan Badrodin Haiti.
Syafruddin mengaku, begitu nama Tito Karnavian diumumkan sebagai calon tunggal Kapolri, Tito segera mendatangi kantornya.
"Begitu nama Tito diumumkan sebagai Kapolri dia datang ke ruangan saya. Saya langsung hormat. Dia akan jadi Kapolri," ujar Syafruddin kepada Kompas.com, Kamis.
Syafruddin mengaku mendukung Tito menjadi Kapolri. "Saya mendambakan dia jadi Kapolri itu sudah lama," katanya.
Hormat kepada Tito tidak berat meskipun Tito terpaut dua angkatan di bawahnya.
Sebab, Syafruddin yang merupakan mantan ajudan Wakil Presiden Jusuf Kalla itu sudah mengenal Tito sejak berpangkat Letnan Dua (Inspektur Dua Polisi).
Saat itu, Syafruddin dan Tito masih bertugas di Polda Metro Jaya. Syafruddin mengenal betul bagaimana Tito menjalankan tugasnya dengan baik.
Tito disebut sebagai junior yang cerdas. "Di mata saya, Tito adalah junior yang sangat humble dan intelektual. Sangat cocok untuk memimpin Polri," ujarnya.