TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang bidan bernama Monagu Elly Novita ditangkap Bareskrim dan berstatus tersangka di kasus pembuatan dan peredaran vaksin palsu.
Elly ditangkap pada Rabu (29/6) malam karena diduga berperan sebagai distributor dan pemakai vaksin palsu.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Pol Agung Setya mengatakan usai penangkapan Elly, pihaknya siang nanti pukul 13.00 WIB akan menggelar prarekonstruksi di klinik milik Elly, Jalan Centex Raya, RT 05/11, Ciracas, Jakarta Timur. "Prarekonstruksi nanti pukul 13.00 di klinik miliknya.
Selain menjadi distributor vaksin palsu, tersangka juga memberikan imunisasi balita," tegas jenderal bintang satu itu di Mabes Polri.
Dengan ditangkapnya Elly, Agung menambahkan total tersangka yang sudah ditangkap menjadi 17 orang. "Tersangka terakhir yang ditangkap Bidan Elly, jadi sekarang total tersangka ada 17," tambahnya.
Penangkapan bidan Elly tersebut pun menarik perhatian Menteri Kesehatan Nila F Moeloek datang ke lokasi.
Ia menggali sejumlah informasi di Klinik Bidan Monagu Elly Novita di Jalan Centex Raya, RT 05/11, Ciracas, Jakarta Timur.
Selain dari orang tua balita, Menkes menggali informasi dari bidan dan asisten bidan di klinik tersebut.
Nila yang menggunakan batik warna merah, datang ke lokasi didampingi beberapa orang stafnya. Kepada bidan dan asisten bidan, Menkes Nila menanyakan alasan mereka menawarkan vaksin selain yang disediakan oleh Puskesmas.
Dari bidan itu didapat jawaban bahwa klinik tersebut tak sepenuhnya memberikan vaksin palsu kepada balita. Saat orangtua balita meminta vaksin, maka akan ditawarkan dua alternatif pilih vaksin yang menimbulkan demam atau tidak.
"Saya menanyakan ke bidan di sini, kenapa menawarkan vaksin padahal di puskesmas menyediakan vaksin gratis yang berasal dari Bio Farma. Mereka (klinik) mengambil sebagian. Mereka tetap menawarkan vaksin mereka kepada para orang tua, tidak mau demam atau mau demam? Ini yang kami dapatkan dari para orangtua," kata Menkes Nila.
Menurut Menkes Nila, bidan di klinik tersebut tidak tahu bahwa vaksin yang mereka tawarkan palsu.
Klinik Bidan Elly di antaranya melayani vaksin hepatitis A, hepatitis B, DPT dan Polio. Harga vaksin di sini berkisar Rp 100 sampai Rp 300 ribu.
"Lebih mahal Rp 300 ribuan. Sedangkan dari pemerintah gratis," kata dia. Meski lebih mahal, beberapa orangtua balita tetap memilih memberikan vaksin untuk anaknya di Klinik Bidan Elly.