TRIBUNNEWS.COM -- Banyak pengendara terjebak oleh macet massal yang terjadi saat mudik dalam beberapa hari menjelang Lebaran ini.
Sumber kemacetan saat ini terjadi di daerah Brebes karena daerah ini menjadi pintu keluar dua jalan tol yaitu Pejagan dan Brebes Timur.
Banyak yang tidak bisa lepas dari jebakan kemacetan yang luar biasa tersebut. Namun hal itu tidak terjadi pada satu komunitas bersepeda motor Vixion Independent Jakarta (Vijak) ini, mereka nekat mengikuti jalur kereta hingga Brebes Timur dan terlepas dari kemacetan.
Salah satu anggota komunitas bermotor ini, Setyo Purnomo mengatakan, ia dengan kawan-kawannya itu nekat melakukan hal itu karena tidak tahan dengan kemacetan yang terjadi saat memasuki Brebes.
Mereka berangkat dari Jakarta dengan berkonvoi pada Sabtu (2/7/2016), sekitar pukul 19.30 dengan santai. Jalanan normal terjadi hingga Cirebon. Namun saat subuh (Minggu (3/7/2016) sampai di Brebes, kemacetan baru terjadi.
Mereka sempat tertahan di Pejagan hingga pukul 08.00. Tak tahan menunggu lama di Pejagan, saat jalan raya bersampingan dengan rel kereta, tiba-tiba ada yang usul agar banting stir mengikuti jalur kereta.
Pada saat itulah mereka mengikuti samping rel kereta ke arah timur hingga puluhan kilo meter tanpa halangan kendaraan bermotor lainnya yang terkena macet.
"Beruntungnya di samping rel kereta ada semacam tegalan tanah yang bisa dijadikan jalan sehingga kita bisa jalan terus," ujar Setyo dalam perbincangannya dengan Tribunnews.com, Senin (4/7/2016).
Halangan terbesar, jelasnya, kalau ada lubang. Mereka bekerjasama menutupi lubang tersebut agar motor merk Yamaha yang telah dimodifikasi jadi motor trail tersebut bisa melintas.
Bukan berarti mereka aman, karena beberapa kali motor anggota komunitas ini juga terjatuh. Bahkan sepeda motor bebek yang ikut-ikutan akhirnya menyerah, karena medannya yang terlalu berat dan ada yang rusak motornya.
Sedangkan pada saat ada jembatan, mereka langsung mencari jembatan warga terdekat.
"Syukurnya kita tidak melewati sungai-sungai besar, sehingga jembatan di kampung setempat selalu ada," jelasnya.
Menurut Setyo, perjalanan dari Pejagan hingga Brebes Timur ini bisa dilewati hanya dengan waktu dua jam saja, bayangkan dengan kendaraan lainnya yang bisa mencapai lebih dari 10 jam lebih.
Menurutnya, sepanjang perjalanan dirinya mesti hati-hati, karena selain yang dilaluiĀ bukanlah jalanan, suatu saat ada kereta yang lewat sehingga mesti selalui waspada. "Santai sih, tatpi tetap waspada dan sangat hati-hati," jelasnya.
Setyo yang berprofesi sebagai guru sebuah SMP di Grogol ini mengatakan akan pulang ke kampung halamannya di Comal, Kabupaten Pemalang. Setelah mendekat Brebes Timur, jelasnya, kawanan bermotor ini baru melanjutkan perjalanan melalui Pantura Jawa Tengah. (Hendra Gunawan)