TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP PPP, M Romahurmuziy (Rommy) mengutuk sejumlah aksi bom bunuh diri yang dilakukan berangkai tanpa henti di seluruh belahan dunia, terakhir di Surakarta, Selasa (5/7/2016) pagi tadi.
Terlebih aksi bom bunuh diri itu dilakukan di bulan suci, mulai Istanbul, Dhaka, Madinah hingga Surakarta.
Rommy tegaskan tindakan itu tak dibenarkan dalam Islam.
Ini mengacu pada Fatwa MUI No. 3 tahun 2004 tentang Terorisme dan Keputusan Munas Alim Ulama NU tahun 2002 ttg Melawan Kezhaliman dengan Pengorbanan Jiwa.
Dalam Islam, dia jelaskan bom bunuh diri seperti yang dilakukan tersebut tergolong terorisme yang haram hukumnya dalam Islam, karena sifatnya merusak, anarkis, menciptakan rasa takut dan menyasar siapapun tanpa batas.
"Tindakan tersebut sama sekali bukan jihad. Dan pelakunya tidak digolongkan sebagai syahid, bahkan dimasukkan ke dalam neraka," kutuk Rommya kepada Tribun, Selasa (5/7/2016).
Kata dia, Allah SWT melarang seseorang bunuh diri atau menjerumuskan diri dalam kebinasaan. Sebagaimana tercantum dlm QS. An Nisa (4): 29, "Dan janganlah kamu membunuh dirimu".
Juga dalam QS. Al Baqarah (2): 195, "Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan".
Dia katakan pula, bahwa bom bunuh diri itu mengoyak pesan damai yang menjadi inti Ramadan dan Idul Fitri.
Dia katakan, Allah SWT melarang pembunuhan satu jiwa sekalipun jika tanpa berbuat kerusakan, sebagaimana dinyatakan dalam QS. Al Maidah (5): 32, "Barangsiapa yang membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan2 ia telah membunuh seluruh umat manusia".
Teror itu dilakukan dengan menyasar orang tak berdosa, perempuan dan anak-anak, bahkan orang yang tengah beribadah di kota Nabi. Tindakan itu pasti dilakukan para ekstremis ahli takfiri (mengkafirkan) dan pengecut, jauh dari pemahaman Islam yang tawassuth (tengah) dan i'tidal (tegak lurus).
Karenanya PPP menyerukan seluruh umat Islam untuk memelihara pesan damai Ramadhan, tidak terpancing dengan ekstremisme, dan tetap menjalankan mudik dan Idul Fitri dengan kebahagiaan bersama keluarga.
"Jangan biarkan teroris menimbulkan rasa takut umat merayakan lebaran, karena dengan demikian tercapailah tujuan mereka," ujarnya.
Kepada para teroris dimanapun berada, dia berpesan, kembalilah kepada Islam yang kaffah. Kembalilah kepada peradaban Nabi (madinatun nabi). Kembalilah kepada Islam yang menjadi juru damai semesta (rahmatan lil 'alamin).
"Tinggalkan kesesatan berpikir jihad ofensif yang selama ini diyakini, karena kebutuhan umat Islam untuk hidup mengentaskan kemiskinan dan membangun kesejahteraan, lebih besar daripada kebutuhan kita untuk bunuh diri dan mengkafirkan," katanya.